Pernahkah kamu merasa khawatir dengan kondisi emosionalmu
dan langsung mencari jawabannya di internet? Mungkin kamu merasa cemas,
tertekan, atau bahkan merasa ada sesuatu yang salah dengan diri sendiri.
Tanpa disadari, kita mungkin mencoba untuk mendiagnosis diri
sendiri menggunakan artikel, video, atau forum online yang bisa memberikan
kesan bahwa kita telah menemukan penjelasan untuk apa yang kita rasakan. Ini
adalah fenomena yang semakin sering terjadi terutama di kalangan generasi muda
yang sering terhubung dengan dunia digital.
Meskipun mencari informasi tentang gejala-gejala kesehatan
mental adalah langkah yang baik untuk lebih memahami diri, self-diagnosis
atau mendiagnosis diri sendiri tanpa bantuan profesional bisa membawa lebih
banyak bahaya daripada manfaat. Mari kita lihat lebih dalam mengapa hal ini
bisa berisiko.
Apa Itu Self-Diagnosis?
Self-diagnosis adalah proses di mana seseorang berusaha
menentukan penyebab masalah kesehatan mereka tanpa berkonsultasi dengan tenaga
medis atau profesional. Di dunia kesehatan mental, ini bisa berarti mencoba
untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengalami gangguan seperti depresi,
kecemasan, atau ADHD hanya berdasarkan informasi yang ditemukan di internet.
Situs web, aplikasi, bahkan video TikTok atau YouTube dapat
memberikan banyak pengetahuan, tetapi banyak di antaranya tidak memiliki dasar
yang kuat dari segi bukti ilmiah dan medis.
Bahkan dengan tujuan terbaik sekalipun, self-diagnosis bisa
menjadi masalah besar. Meskipun kamu merasa cemas dan akhirnya mencari tahu,
cara ini sering kali mengarah pada diagnosis yang tidak akurat atau lebih buruk
lagi pengabaian kondisi yang lebih serius.
Kenapa Self-Diagnosis Bisa Berbahaya?
1. Mengabaikan Kondisi Medis yang Sebenarnya
Salah satu bahaya terbesar dari self-diagnosis adalah
kemungkinan untuk mengabaikan kondisi medis yang lebih serius. Gejala yang
tampaknya berhubungan dengan kecemasan bisa juga menjadi tanda kondisi fisik
yang mendasar.
Misal, gejala seperti kelelahan yang ekstrem atau kesulitan
tidur bisa berasal dari gangguan hormon atau kondisi lain yang perlu diperiksa
oleh dokter. Menganggapnya hanya sebagai gejala kecemasan atau stres bisa
membuat kamu menunda perawatan yang diperlukan.
Seorang ahli medis atau psikolog memiliki keterampilan untuk
mengidentifikasi dan membedakan berbagai kondisi kesehatan mental dan fisik,
yang mungkin sulit dilakukan oleh seseorang yang hanya mengandalkan sumber daya
digital.
2. Menyebabkan Kecemasan Berlebihan
Self-diagnosis sering kali bisa menyebabkan lebih banyak
kecemasan. Ketika kita mencari tahu tentang gejala yang kita rasakan dan
menemukan daftar gangguan mental yang sesuai, bisa jadi kita merasa semakin
cemas atau takut.
Membaca tentang kondisi-kondisi tersebut sering kali hanya
memperburuk perasaan kita tanpa memberikan solusi yang nyata. Bahkan semakin
kita mencari informasi semakin kita merasa terjebak dalam kekhawatiran yang tak
teratasi.
3. Tidak Akurat dan Bisa Mengarah ke Stigma
Informasi yang ditemukan di internet tidak selalu valid atau
akurat. Banyak sekali sumber yang tidak berbasis ilmiah atau bahkan dapat menyesatkan.
Artikel atau video yang mengklaim bisa memberi tahu apakah seseorang menderita
gangguan mental bisa saja tidak didukung oleh bukti medis yang sah.
Hal ini bisa memunculkan pemahaman yang salah atau diagnosis
yang keliru. Akibatnya, seseorang mungkin salah paham tentang kondisi mereka,
mengidentifikasi diri mereka dengan label tertentu yang justru membuat mereka
merasa terisolasi atau distigmatisasi.
4. Menunda Penanganan Profesional yang Diperlukan
Salah satu dampak yang lebih serius dari self-diagnosis
adalah penundaan untuk mencari bantuan profesional. Jika kamu merasa bahwa kamu
sudah tahu apa yang terjadi denganmu, kamu mungkin merasa bahwa tidak perlu
berkonsultasi dengan seorang ahli.
Padahal seorang terapis atau psikiater akan memberikan
penilaian yang jauh lebih tepat dan dapat memberikan pendekatan perawatan yang
sesuai. Menghindari perawatan yang tepat hanya akan memperburuk keadaan dan
memperpanjang masa pemulihan.
5. Penyakit Mental Tidak Selalu Dapat Dideteksi Melalui
Gejala Saja
Kesehatan mental sangat kompleks. Setiap orang merasakannya
dengan cara yang berbeda, bahkan dua orang dengan gangguan mental yang sama
bisa mengalami gejala yang sangat berbeda. Gejala yang ada pada seseorang
mungkin menunjukkan kondisi yang sangat berbeda bagi orang lain.
Contoh pada kecemasan dapat muncul dalam bentuk fisik,
seperti detak jantung cepat, atau dapat muncul dalam bentuk emosional, seperti
rasa takut berlebihan.
Self-diagnosis sering kali mengabaikan kompleksitas ini.
Tanpa pemahaman yang mendalam dan bantuan profesional, sangat mudah untuk salah
menilai kondisi seseorang. Ini mengapa diagnosis yang tepat membutuhkan waktu
dan evaluasi yang menyeluruh oleh ahli.
Bagaimana Menghindari Bahaya Self-Diagnosis?
1. Cari Dukungan Profesional Secepatnya
Jika kamu merasa khawatir tentang kesehatan mentalmu,
langkah pertama yang paling tepat adalah mencari bantuan dari seorang
profesional. Psikolog, konselor, atau psikiater adalah orang-orang yang
terlatih untuk membantu mendiagnosis dan merawat masalah kesehatan mental.
Meskipun tidak selalu mudah untuk mencari bantuan, langkah
pertama sangatlah penting untuk memperoleh perawatan yang tepat.
2. Tingkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Mental dengan
Sumber yang Terpercaya
Meskipun mencari informasi di internet bisa berisiko, itu
tidak berarti kamu harus menghindari mencari tahu lebih banyak tentang
kesehatan mental.
Ada banyak sumber terpercaya yang bisa memberikan pemahaman
yang lebih baik, seperti situs web universitas, asosiasi kesehatan mental, atau
buku yang ditulis oleh para ahli. Pastikan bahwa sumber informasi yang kamu
gunakan memiliki kredibilitas.
3. Jangan Terlalu Cepat Membuat Kesimpulan
Cobalah untuk tidak terburu-buru membuat kesimpulan hanya
berdasarkan informasi yang didapatkan dari pencarian online.
Jangan merasa tertekan untuk memberi label pada diri
sendiri. Lebih baik berbicara dengan seseorang yang berkompeten dalam bidangnya
dan terbuka untuk menerima pendapat mereka.
4. Berbicara dengan Orang Terdekat
Berbicara dengan teman atau keluarga bisa menjadi langkah
awal yang baik. Meskipun mereka bukan ahli, mereka bisa memberikan dukungan
emosional dan membantu kita untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih
objektif. Berbagi perasaan bisa meringankan beban mental yang dirasakan.
Mengapa Perlu Menghindari Self-Diagnosis?
Kesehatan mental adalah aspek yang sangat penting dalam
kehidupan kita, dan menangani masalah tersebut dengan cara yang salah hanya
akan menambah beban. Self-diagnosis bisa memberi rasa nyaman sementara, tetapi
tanpa pengawasan profesional itu bisa merusak lebih banyak daripada
memperbaiki.
Mengenali tanda-tanda masalah mental adalah langkah pertama
yang baik, tetapi langkah selanjutnya haruslah mencari dukungan dari
profesional yang tepat, yang dapat memberikan panduan yang lebih tepat dan
solusi yang sesuai.
Jangan takut untuk mencari bantuan, karena itu adalah
tindakan yang berani dan sangat berharga dalam perjalanan menuju kesejahteraan
emosional.