Bayangkan seseorang yang terus menghindari tanggung jawab,
menolak untuk beranjak dari kenyamanan masa kanak-kanak, dan lebih memilih
untuk hidup dalam dunia impian daripada menghadapi realitas.
Mungkin terdengar seperti karakter dalam cerita fiksi,
tetapi kenyataannya kondisi ini lebih dekat dengan hidup kita daripada yang
kita pikirkan. Inilah yang dikenal dengan sebutan Peterpan Syndrome.
Peterpan Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan orang dewasa yang enggan untuk berkembang atau menerima tanggung
jawab yang datang dengan kedewasaan. Mereka memilih untuk tetap bertindak dan
berpikir seperti anak-anak meskipun usia mereka terus bertambah.
Tapi, apa yang sebenarnya mendasari fenomena ini? Dan
mengapa beberapa orang merasa begitu sulit untuk melepaskan diri dari belenggu
masa muda mereka?
Apa Itu Peterpan Syndrome?
Peterpan Syndrome sendiri bukanlah diagnosis medis resmi
yang tercatat dalam buku pedoman diagnostik, seperti DSM-5 (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders). Namun istilah ini sering digunakan
untuk menggambarkan kecenderungan psikologis seseorang yang menolak untuk
berkembang dan menerima kenyataan kehidupan dewasa.
Nama "Peter Pan" diambil dari karakter ikonik
karya J.M. Barrie, seorang anak laki-laki yang tidak pernah mau tumbuh dewasa
dan lebih memilih untuk hidup di Neverland, dunia fantasi yang bebas dari
tanggung jawab.
Secara umum, orang dengan Peterpan Syndrome merasa kesulitan
untuk menghadapi tuntutan kehidupan dewasa, seperti pekerjaan, hubungan yang
serius, atau bahkan pengelolaan keuangan pribadi.
Mereka lebih suka hidup dalam zona nyaman, menghindari
peran-peran dewasa yang "menakutkan", dan tetap ingin merasakan
kebebasan yang lebih sering dikaitkan dengan masa kecil.
Ciri-ciri Orang dengan Peterpan Syndromme
Bagi banyak orang, ciri-ciri ini mungkin tampak familiar.
Mungkin ada seseorang di sekitar yang selalu merasa kesulitan untuk berkomitmen
atau sebaliknya, selalu mencari cara untuk menghindari kewajiban. Beberapa ciri
umum dari seseorang yang mungkin mengidap Peterpan Syndrome adalah:
- Menghindari
Tanggung Jawab:
Salah satu ciri utama dari Peterpan Syndrome adalah menghindari tanggung jawab. Mereka sering kali menunda pekerjaan, mengabaikan kewajiban, atau mencari cara untuk menghindari keputusan besar dalam hidup, seperti mencari pekerjaan tetap atau berinvestasi dalam hubungan yang lebih serius. - Ketergantungan
pada Orang Lain:
Orang dengan Peterpan Syndrome sering kali bergantung pada orang lain—baik itu orang tua, teman, atau pasangan—untuk menyediakan kebutuhan mereka, baik finansial maupun emosional. Mereka kesulitan untuk mandiri dan lebih suka dikelilingi oleh orang yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. - Keengganan
untuk Membuat Keputusan:
Keputusan hidup yang lebih besar—seperti memilih karir atau menetap di satu tempat—sering kali menakutkan bagi mereka. Sebagai hasilnya, mereka lebih memilih hidup tanpa perencanaan jangka panjang dan membiarkan segala sesuatunya mengalir tanpa kontrol. - Menghindari
Hubungan yang Serius:
Karena ketakutan akan komitmen dan tanggung jawab, mereka yang mengalami Peterpan Syndrome sering kali menghindari hubungan yang serius. Mereka lebih suka hubungan yang santai, tanpa harapan atau kewajiban yang mengikat. - Daya
Tarik terhadap Dunia Fantasi:
Banyak orang dengan sindrom ini cenderung menghabiskan waktu berlebihan untuk melarikan diri ke dunia fantasi—baik melalui hiburan, video game, atau fantasi pribadi. Hal ini menjadi cara mereka untuk menghindari kenyataan yang penuh dengan tanggung jawab.
Apa Penyebab dari Peterpan Syndrome?
Meskipun tidak ada satu alasan tunggal mengapa seseorang
mengembangkan Peterpan Syndrome, beberapa faktor dapat mempengaruhi perilaku
ini. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:
- Pola
Asuh yang Terlalu Protektif
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang terlalu protektif atau overprotective sering kali tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan hidup yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dewasa. Ketika mereka tumbuh, mereka mungkin merasa kesulitan untuk membuat keputusan atau bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri. - Trauma
atau Ketakutan Akan Kegagalan
Beberapa individu menghindari tanggung jawab atau tantangan kehidupan dewasa karena pengalaman masa lalu yang traumatis atau ketakutan yang mendalam terhadap kegagalan. Pengalaman tersebut bisa membuat mereka merasa tidak siap atau tidak mampu menghadapi kenyataan. - Pengaruh
Media dan Budaya Populer
Media sering kali menggambarkan gaya hidup yang bebas dan tidak terikat sebagai hal yang menggiurkan, sementara tanggung jawab dewasa sering kali dipandang sebagai beban yang mengganggu kebebasan. Gambar-gambar ini bisa mempengaruhi orang untuk menghindari kewajiban yang datang dengan kedewasaan. - Ketidakstabilan
Emosional
Banyak orang yang mengembangkan Peterpan Syndrome juga memiliki masalah dengan kestabilan emosional, seperti rasa cemas atau depresi. Ketika seseorang merasa tidak dapat mengatasi perasaan atau situasi kehidupan yang penuh tekanan, mereka mungkin memilih untuk mundur ke zona nyaman masa kanak-kanak yang mereka inginkan.
Dampak Peterpan Syndrome pada Kehidupan Sehari-hari
Mereka yang mengalami Peterpan Syndrome mungkin merasa
kesulitan untuk berkembang dalam karir, menjalin hubungan yang sehat, atau
bahkan menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Ini bisa menyebabkan rasa
frustrasi atau kekosongan yang terus berkembang.
Dalam hubungan pribadi, pasangan atau teman-teman mungkin
merasa kecewa karena kurangnya komitmen atau ketidakmampuan untuk berbagi
tanggung jawab. Ini bisa menciptakan ketegangan dalam hubungan, karena setiap
orang membutuhkan seseorang yang bisa diandalkan terutama dalam situasi-situasi
yang penuh tekanan.
Bagaimana Menghadapi Peterpan Syndrome?
Menghadapi dan mengatasi Peterpan Syndrome memang tidak
mudah, namun ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Prosesnya membutuhkan waktu,
kesadaran diri, dan tekad untuk berubah. Beberapa langkah yang bisa membantu
seseorang untuk mengatasi kecenderungan ini antara lain:
- Menetapkan
Tujuan Jangka Pendek dan Panjang:
Salah satu cara terbaik untuk mulai mengatasi Peterpan Syndrome adalah dengan mulai menetapkan tujuan yang realistis, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Ini bisa memberi rasa pencapaian yang nyata dan membantu mengalihkan fokus dari ketakutan akan tanggung jawab. - Mencari
Dukungan Profesional:
Mengunjungi seorang psikolog atau konselor bisa sangat membantu dalam proses ini. Terapi dapat membantu seseorang mengatasi ketakutan mendalam atau masalah emosional yang mungkin menghambat kemajuan mereka dalam menerima kedewasaan. - Membangun
Kemandirian:
Mulailah dengan langkah kecil untuk meningkatkan kemandirian—baik secara finansial maupun emosional. Ini bisa mencakup hal-hal sederhana seperti mengatur anggaran pribadi atau membuat keputusan kecil yang meningkatkan rasa percaya diri. - Menghadapi
Takut Akan Kegagalan:
Salah satu hal yang sering menghambat seseorang dengan Peterpan Syndrome adalah ketakutan terhadap kegagalan. Penting untuk menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh. Menghadapinya dengan sikap positif dapat membantu seseorang berkembang menjadi lebih dewasa dan mandiri.
Setiap orang berhak untuk berkembang dan merasakan
kedewasaan dengan cara mereka sendiri. Tentu saja proses itu tidak mudah tetapi
dengan pemahaman dan langkah yang tepat, siapa pun bisa menanggalkan
"Peterpan" dalam dirinya dan melangkah ke dunia nyata dengan penuh
keyakinan.