BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

Hidup Lebih Tenang dengan Stoicisme, Filosofi yang Wajib Dipelajari

Kembang Wae
Image

 

Mencari cara untuk tetap tenang, bijaksana, dan rasional bisa terkesan terasa sulit. Namun di tengah berbagai tantangan hidup, ada sebuah filosofi kuno yang tetap relevan: stoicisme.

Filosofi ini mengajarkan kita untuk mengendalikan reaksi terhadap peristiwa eksternal dan bukan membiarkan perasaan atau kondisi di luar kendali kita mendikte cara kita hidup.

Tapi, apa sebenarnya stoicisme itu, dan mengapa banyak orang mulai tertarik untuk mempelajarinya? Mari kita telusuri lebih dalam.

 

Apa Itu Stoic?

Stoicisme adalah sebuah aliran filosofi yang pertama kali berkembang di Yunani Kuno pada abad ke-3 SM. Didirikan oleh Zeno dari Citium, stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kebajikan, pengendalian diri, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah.

Para stoik percaya bahwa emosi berlebihan, seperti amarah, cemas, atau keserakahan, hanya akan mengganggu kedamaian batin. Dan hidup yang penuh kebijaksanaan dan kedamaian hanya bisa tercapai jika kita belajar untuk menerima segala hal dengan lapang dada.

Para pemikir besar seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius adalah tokoh-tokoh stoik yang warisan ajarannya terus bertahan hingga hari ini. Meskipun mereka hidup ribuan tahun yang lalu, prinsip-prinsip stoicisme tetap relevan untuk kita hadapi di dunia modern ini.

 

Prinsip-Prinsip Stoicisme yang Bisa Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Fokus Pada Apa yang Bisa Kita Kontrol

Salah satu ajaran dasar stoicisme adalah memusatkan perhatian hanya pada hal-hal yang dapat kita kontrol. Kita tidak bisa mengendalikan cuaca, tindakan orang lain, atau nasib yang tidak terduga.

Tapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadapnya. Misalnya, ketika kita menghadapi masalah di tempat kerja, alih-alih membiarkan frustrasi mengambil alih stoicisme mengajarkan kita untuk tetap tenang dan mencari solusi yang rasional.

Dengan cara ini kita tidak terjebak dalam perasaan cemas atau kecewa terhadap hal-hal yang tidak ada dalam kendali kita. Prinsip ini membantu kita menjaga kestabilan emosional, bahkan saat menghadapi situasi yang penuh tekanan.

2. Penerimaan Terhadap Keadaan

Stoik mengajarkan kita untuk menerima kenyataan hidup. Tidak semua hal dalam hidup berjalan sesuai rencana dan itu adalah bagian dari kehidupan. Dengan menerima bahwa hidup ini penuh ketidakpastian dan tantangan, kita tidak terjebak dalam kekecewaan ketika hal-hal tidak berjalan seperti yang kita inginkan.

Meskipun rencana perjalananmu dibatalkan karena cuaca buruk atau jika pekerjaan yang diinginkan tidak tercapai, alih-alih meratapi situasi tersebut stoicisme mengajarkan kita untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Penerimaan ini mengurangi perasaan tidak puas dan memberi kita ketenangan batin.

3. Membangun Kebajikan sebagai Tujuan Utama

Menurut stoicisme, tujuan hidup yang sesungguhnya adalah untuk hidup sesuai dengan kebajikan bukan mencari kesenangan atau kekayaan materi.

Kebajikan dalam stoikisme meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Dengan mengembangkan kebajikan dalam diri kita bisa hidup lebih selaras dengan diri sendiri dan memiliki rasa damai yang lebih mendalam.

Ketika menghadapi situasi yang penuh godaan atau ketegangan, stoik mengajarkan kita untuk tetap bijaksana dan tidak tergoda oleh emosi sesaat. Keberanian untuk tetap berpegang pada prinsip kebajikan ini dapat membantu kita menghadapi berbagai tantangan hidup dengan kepala tegak.

4. Menghargai Waktu yang Kita Miliki

Filosofi stoik juga mengajarkan kita untuk menghargai waktu yang kita miliki. Marcus Aurelius, salah satu tokoh stoik terkenal sering menekankan betapa singkatnya waktu hidup kita dan bagaimana kita seharusnya menggunakannya untuk hal-hal yang benar-benar berarti.

Dengan mengingat bahwa waktu adalah salah satu sumber daya yang paling terbatas stoikisme mendorong kita untuk menjalani hidup dengan penuh perhatian dan tujuan.

Ketimbang terjebak dalam rutinitas atau kegiatan yang tidak produktif, stoikisme mendorong kita untuk memanfaatkan waktu kita untuk hal-hal yang mendatangkan kebajikan dan kebahagiaan jangka panjang, seperti belajar, berbuat baik kepada orang lain, dan merawat diri sendiri.

 

Mengapa Perlu Belajar Stoicisme di Zaman Sekarang?

Pada zaman sekarang banyak orang merasa terjebak dalam tekanan sosial, karier, dan ekspektasi yang datang dari berbagai arah.

Teknologi yang terus berkembang, media sosial, dan standar kecantikan serta kesuksesan yang ada di sekitar kita bisa memunculkan perasaan cemas dan stres. Inilah mengapa ajaran stoikisme bisa sangat relevan untuk kita semua.

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Di dunia yang serba cepat ini, kita sering merasa tertekan dengan tuntutan hidup yang tidak ada habisnya. Stoikisme mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada hasil akhir dan untuk lebih fokus pada proses.

Dengan cara ini, kita bisa mengurangi perasaan cemas yang berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol. Hal ini juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai momen saat ini, daripada terjebak dalam kecemasan tentang masa depan atau penyesalan tentang masa lalu.

2. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Dengan menginternalisasi prinsip-prinsip stoikisme, kita bisa menjadi lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup.

Stoikisme membantu kita memahami bahwa kita tidak perlu takut pada penilaian orang lain atau kekurangan yang kita miliki, karena yang terpenting adalah hidup dengan integritas dan kebajikan.

Kepercayaan diri yang datang dari dalam ini lebih tahan lama dan lebih bermakna daripada kepercayaan diri yang dibangun hanya berdasarkan pengakuan eksternal.

3. Menjadi Lebih Bijaksana dalam Mengambil Keputusan

Stoikisme juga mengajarkan kita untuk berpikir rasional sebelum mengambil keputusan. Di dunia yang penuh dengan pilihan, seringkali kita terjebak dalam kebingungan dan kebimbangan.

Dengan latihan stoikisme, kita belajar untuk melihat situasi dengan lebih jelas dan membuat keputusan yang bijak, bukan berdasarkan emosi sesaat atau pengaruh luar.

4. Mencapai Kedamaian Batin

Dengan menerapkan stoikisme dalam hidup sehari-hari, kita bisa mencapai kedamaian batin yang sejati. Stoik mengajarkan kita untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang ada di luar diri kita. Ini memberi kita kebebasan untuk hidup dengan lebih tenang, lebih fokus, dan lebih bahagia, meskipun dunia di sekitar kita sering kali kacau.

 

Belajar stoikisme tidak berarti menekan emosi atau menjadi apatis terhadap kehidupan. Ini adalah cara untuk hidup dengan lebih sadar, bijaksana, dan dalam harmoni dengan diri kita sendiri.

Ketika kita belajar untuk mengendalikan reaksi kita terhadap dunia luar dan menghargai kebajikan sebagai tujuan hidup, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan penuh kedamaian. Stoicisme mengajarkan kita untuk tidak hanya bertahan hidup tapi untuk hidup dengan kualitas yang lebih tinggi.

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101