Pernah merasa sangat bingung ketika harus memilih antara
banyak pilihan sampai-sampai akhirnya tidak memilih sama sekali? Atau mungkin,
kamu merasa stres hanya untuk menentukan menu makanan saat makan di restoran
atau memilih produk yang tepat saat berbelanja online?
Itu semua bisa menjadi tanda dari choice paralysis—sebuah
fenomena psikologis di mana terlalu banyak pilihan justru membuat kita
kesulitan untuk mengambil keputusan.
Kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu choice
paralysis, mengapa hal ini terjadi, serta faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi kita ketika kita dihadapkan pada banyak pilihan.
1. Apa Itu Choice Paralysis?
Choice paralysis atau paralisis pilihan adalah
kondisi di mana seseorang merasa kesulitan atau bahkan tidak mampu membuat
keputusan karena dihadapkan pada terlalu banyak pilihan. Alih-alih merasa bebas
untuk memilih, keberadaan berbagai pilihan justru menciptakan kebingungan,
keraguan, dan kecemasan.
Fenomena ini biasanya terjadi ketika kita dihadapkan pada
banyak opsi yang terlihat sama-sama baik atau bahkan lebih baik. Hal ini
membuat kita merasa takut membuat keputusan yang salah atau merasa cemas jika
pilihan yang diambil tidak memberikan hasil yang terbaik.
Sebagai contoh sederhana kamu mungkin pernah merasa terhenti
saat memilih antara berbagai macam produk kecantikan yang ada di toko online.
Masing-masing produk tampak serupa, dengan berbagai variasi harga dan manfaat.
Pada akhirnya banyak orang lebih memilih untuk menunda
keputusan atau bahkan memilih tidak membeli sama sekali meskipun pada awalnya
mereka hanya ingin membeli satu produk.
2. Penyebab Utama Terjadinya Choice Paralysis
a. Terlalu Banyak Pilihan
Terlalu banyak pilihan adalah penyebab utama dari choice
paralysis. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan berbagai opsi—baik
itu produk, pekerjaan, atau bahkan hubungan—kita sering kali merasa terbebani.
Setiap pilihan yang ada datang dengan berbagai kelebihan dan
kekurangan yang membuat kita merasa kewalahan dan takut membuat keputusan yang
salah.
Kita hidup di era di mana hampir setiap keputusan datang
dengan banyak alternatif. Coba bayangkan jika kamu pergi ke supermarket dan ada
50 jenis selai kacang yang bisa dipilih.
Pilihan yang sangat banyak ini membuatmu merasa kesulitan
dalam menentukan mana yang harus dipilih. Alih-alih membuat keputusan kita
cenderung menghindarinya atau menunda untuk memilih.
b. Kecemasan Terhadap Keputusan yang Salah
Salah satu alasan utama mengapa kita mengalami choice
paralysis adalah ketakutan atau kecemasan terhadap keputusan yang salah.
Ketika kita tahu bahwa pilihan yang kita buat bisa berdampak
jangka Panjang kita merasa tertekan untuk memilih pilihan terbaik. Terkadang perasaan
takut akan kesalahan ini mengarah pada keputusan untuk tidak memilih sama
sekali.
Ketika kamu harus memilih jurusan kuliah atau pekerjaan yang
akan menentukan arah hidupmu banyaknya pilihan bisa membuatmu cemas dan takut
membuat kesalahan. Akhirnya, kamu bisa terjebak dalam situasi di mana ketakutan
terhadap kesalahan justru menghalangi langkahmu untuk membuat keputusan apapun.
c. Keinginan untuk Memilih Pilihan Terbaik (Maximizing)
Salah satu teori psikologi yang menjelaskan choice
paralysis adalah konsep maximizing atau mencari pilihan terbaik.
Ketika kita menjadi seorang maximizer, kita selalu ingin memilih pilihan
yang paling optimal dan memberi hasil terbaik di antara semua pilihan yang ada.
Namun, pencarian untuk pilihan yang "sempurna" ini
justru seringkali membuat kita merasa terjebak. Ketika kita dihadapkan dengan
banyak pilihan, kita merasa bahwa kita harus memilih pilihan yang paling tepat,
dan ini bisa menyebabkan kebingungan serta rasa tidak puas ketika akhirnya
memilih.
Studi yang dilakukan oleh psikolog Barry Schwartz dalam
bukunya The Paradox of Choice menyebutkan bahwa semakin banyak pilihan
yang kita miliki, semakin besar kemungkinan kita merasa tidak puas, bahkan jika
kita telah membuat pilihan yang baik. Ketika pilihan yang banyak ini datang
dengan harapan untuk menemukan pilihan yang "terbaik", itu hanya akan
memperburuk rasa ragu dan ketidakpastian.
d. Terlalu Banyak Informasi yang Perlu Dipertimbangkan
Di era informasi seperti sekarang kita sering kali harus
mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan. Ketika memilih
suatu produk kita harus mengevaluasi kualitas, harga, ulasan, dan banyak aspek
lainnya.
Semua informasi ini dapat membuat kita merasa terjebak dalam
siklus evaluasi yang tak berujung.
Saat mencari laptop baru kita dihadapkan pada berbagai macam
model dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Setiap model memiliki pro dan
kontra dan kita merasa perlu mengevaluasi setiap pilihan dengan teliti sebelum
membuat keputusan.
Akhirnya semua informasi yang menumpuk ini bisa membuat kita
kehabisan energi dan waktu bahkan tanpa mengambil keputusan yang jelas.
e. Perasaan Tidak Memiliki Kendali
Ketika dihadapkan pada terlalu banyak pilihan, kita bisa
merasa seperti kehilangan kendali. Semakin banyak opsi yang ada, semakin besar
perasaan bahwa kita tidak bisa memanage semua pilihan dengan baik.
Ini bisa memicu perasaan kecemasan yang membuat kita merasa
bingung dan tidak bisa memilih dengan percaya diri.
Saat kita merasa terperangkap dalam banyaknya opsi, kita
mungkin cenderung mencari cara untuk menghindari membuat keputusan sama sekali.
Akibatnya kita merasa seolah-olah tidak bisa mengendalikan pilihan yang harus
diambil dan perasaan ini hanya menambah beban mental.
3. Bagaimana Cara Mengatasi Choice Paralysis?
Meskipun choice paralysis sering kali terjadi karena
banyaknya pilihan, ada beberapa cara untuk menghadapinya :
- Sederhanakan
Pilihan : Jika merasa terbebani oleh terlalu banyak opsi, coba untuk
mengurangi jumlah pilihan yang tersedia. Tentukan kriteria atau batasan
tertentu yang bisa membantu mempersempit pilihan.
- Tentukan
Batas Waktu untuk Membuat Keputusan : Jangan biarkan dirimu terjebak
dalam kebingungan untuk waktu yang terlalu lama. Tentukan batas waktu
tertentu untuk membuat keputusan dan hindari terlalu banyak menganalisis
opsi.
- Fokus
pada Tujuan Utama : Alihkan perhatian dari pilihan dan fokuslah pada
tujuan yang ingin dicapai. Pilihan yang diambil harus selaras dengan
tujuan jangka panjangmu, bukan sekadar yang terlihat "terbaik"
di antara yang lain.
- Percayakan
Diri pada Proses : Ingatlah bahwa tidak ada pilihan yang sempurna.
Kesalahan dalam memilih adalah bagian dari kehidupan, dan kamu bisa
belajar darinya untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Choice paralysis bisa menjadi hal yang wajar kita
alami. Namun, memahami penyebab di balik kebingungan ini dan mengenali pola
pikir yang memperburuknya bisa membantu kita untuk membuat keputusan dengan
lebih tenang dan percaya diri.
Dengan sedikit latihan dan pendekatan yang lebih bijak, kita
bisa mengatasi choice paralysis dan membuat pilihan yang membawa kita ke
arah yang lebih baik.