BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

High-Functioning Anxiety, Perfeksionisme Menjadi Beban Tersembunyi

Kembang Wae
Image

 


Pernahkah merasakan kecemasan yang datang begitu tiba-tiba tetapi pada saat yang sama mampu tetap tampil produktif, terorganisir, dan bahkan mencapai banyak hal?

Di luar segalanya terlihat teratur, penuh pencapaian, dan seolah berjalan dengan lancar. Namun di dalam, ada perasaan yang terus menerus menggerogoti seperti kecemasan. Inilah yang disebut high-functioning anxiety—ketika kecemasan menyamar sebagai produktivitas.

High-functioning anxiety adalah bentuk kecemasan yang tidak selalu terlihat jelas dari luar. Orang yang mengalaminya sering kali tampak sangat terorganisir, efisien, dan memiliki pencapaian yang mengesankan, namun mereka juga terus merasakan ketegangan, gelisah, dan rasa tidak puas dengan diri sendiri.

Pada banyak kesempatan kecemasan ini dipandang sebagai semangat kerja yang tinggi atau perfeksionisme padahal itu adalah bentuk pelarian dari ketidakamanan dan ketakutan akan kegagalan.

 

Apa Itu High-Functioning Anxiety?

High-functioning anxiety adalah kondisi di mana seseorang mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan tampak sukses—bekerja keras, memiliki jadwal yang rapi, dan terlihat sangat produktif—namun di dalamnya, ada kecemasan yang terpendam dan tidak pernah hilang.

Orang dengan high-functioning anxiety tampaknya memiliki segalanya. Mereka mendapatkan pekerjaan dengan baik, nilai akademis tinggi, dan sering kali dianggap sebagai orang yang sangat terorganisir. Namun di balik pencapaian tersebut mereka berjuang dengan kecemasan yang tersembunyi.

Hal yang membedakan high-functioning anxiety dari kecemasan biasa adalah kemampuan untuk menutupi kecemasan dengan pencapaian luar biasa yang terlihat di luar. Kecemasan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk—perasaan cemas yang berlebihan, takut gagal, dan rasa tidak puas yang terus-menerus.

Meskipun semua tampak baik-baik saja ketegangan internal ini tetap ada menyelimuti perasaan dengan rasa tidak aman dan keinginan untuk selalu melakukan lebih.

 

Kecemasan yang Menyamar Sebagai Produktivitas

High-functioning anxiety sering kali menyamar sebagai produktivitas yang berlebihan. Seseorang yang mengalaminya mungkin terlihat sangat efisien, selalu sibuk, dan selalu bekerja lebih keras daripada orang lain. Namun pada kenyataannya produktivitas ini muncul dari rasa cemas yang mendalam.

Orang dengan kecemasan berfungsi tinggi merasa bahwa jika mereka berhenti bekerja atau tidak terus berusaha mencapai standar tinggi kecemasan itu akan semakin buruk. Rasa cemas menjadi pendorong utama untuk terus melaju tanpa pernah merasa puas.

Kecemasan ini memengaruhi seseorang untuk terus bekerja, menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan, bukan karena mereka menikmati prosesnya tetapi untuk menghindari perasaan cemas yang datang ketika mereka tidak mencapai apa yang dianggap sebagai pencapaian "sempurna."

Mereka merasa bahwa jika mereka tidak mencapai target tersebut perasaan cemas dan tidak aman akan semakin kuat. Ini menciptakan siklus di mana produktivitas tinggi menjadi cara untuk menangani kecemasan tetapi pada akhirnya justru memperburuk keadaan.

Mungkin dari luar seseorang yang mengalami high-functioning anxiety akan terlihat sangat terorganisir dan efektif. Mereka menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, memiliki manajemen waktu yang baik, dan sering dianggap sebagai orang yang sangat kompeten. Di balik penampilan luar yang terlihat sempurna ada perasaan tidak puas, kelelahan emosional, dan ketidakmampuan untuk berhenti sejenak untuk menikmati hasil kerja keras mereka.

 

Ciri-Ciri High-Functioning Anxiety yang Tersembunyi

Salah satu tantangan utama dalam memahami high-functioning anxiety adalah bahwa kecemasan ini tidak selalu terlihat. Banyak orang yang mengalaminya tidak menyadari bahwa mereka sedang berjuang dengan kecemasan yang tersembunyi di balik produktivitas mereka yang luar biasa.

Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa seseorang mungkin mengalami high-functioning anxiety, meskipun mereka terlihat sempurna di luar.

  1. Perfeksionisme yang Berlebihan : Seseorang dengan high-functioning anxiety tidak pernah merasa cukup puas dengan apa yang mereka capai. Meskipun mereka telah melakukan sesuatu dengan sangat baik, mereka akan terus berpikir bahwa mereka bisa melakukannya lebih baik lagi. Tidak ada ruang untuk kesalahan dan rasa takut akan kegagalan selalu mengintai.
  2. Kekhawatiran yang Tak Terlihat : Meskipun tampaknya terkendali seseorang dengan kecemasan berfungsi tinggi sering kali merasa cemas tentang banyak hal—baik yang besar maupun yang kecil. Kekhawatiran ini datang tanpa henti, meskipun mereka terlihat tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
  3. Kesulitan Berhenti atau Bersantai : Mereka merasa tidak nyaman jika harus berhenti atau bersantai. Ada ketakutan bahwa jika mereka tidak terus bekerja atau mencapai lebih banyak hal, mereka akan gagal atau tidak cukup baik. Mereka merasa tertekan untuk selalu produktif, bahkan saat sedang dalam waktu luang.
  4. Stres yang Tersembunyi : Meski orang dengan high-functioning anxiety sering kali tampak terorganisir dan tenang, mereka bisa merasa sangat tertekan dan stres di dalam. Kecemasan yang terus menerus bisa menguras energi emosional mereka, bahkan jika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan secara fisik.
  5. Rasa Takut Gagal yang Terus Menerus : Ketakutan untuk gagal sangat mendalam. Bahkan jika mereka sudah mencapai banyak hal, mereka terus merasa bahwa mereka harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan pencapaian itu, karena mereka takut bahwa suatu saat, mereka akan mengecewakan diri sendiri atau orang lain.

 

Mengapa High-Functioning Anxiety Bisa Menjadi Masalah

Walaupun high-functioning anxiety sering kali tampak seperti sesuatu yang positif—seperti produktivitas tinggi dan pencapaian luar biasa—ini bisa menjadi masalah jangka panjang. Seseorang dengan kecemasan berfungsi tinggi sering merasa bahwa meskipun mereka sudah mencapai banyak hal, mereka tidak pernah merasa puas.

Mereka terus berusaha mencapai sesuatu yang lebih, namun tidak ada kepuasan yang sejati. Ini bisa mengarah pada kelelahan emosional dan bahkan depresi.

Selain itu karena kecemasan ini tidak terlihat jelas orang di sekitar mereka mungkin tidak menyadari betapa beratnya perjuangan internal yang mereka hadapi. Mereka mungkin melihat seseorang yang sukses dan terorganisir namun tidak tahu bahwa di dalamnya, ada perasaan cemas dan takut yang terpendam.

Ini bisa membuat seseorang merasa sangat kesepian, karena mereka tidak merasa bisa berbicara tentang perasaan cemas yang mereka alami.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapi High-Functioning Anxiety?

Menghadapi high-functioning anxiety tidaklah mudah terutama ketika kecemasan ini menyamar sebagai produktivitas. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola kecemasan ini :

  1. Menerima Ketidaksempurnaan : Salah satu langkah pertama adalah menerima bahwa tidak ada yang sempurna. Kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari proses hidup. Menerima bahwa tidak selalu perlu tampil sempurna bisa membantu meredakan kecemasan.
  2. Beristirahat Secara Sengaja : Meskipun bisa terasa sulit, memberi diri waktu untuk berhenti dan bersantai sangat penting. Istirahat bukan hanya soal tidur tetapi juga memberi ruang untuk menikmati hidup tanpa merasa tertekan untuk selalu produktif.
  3. Berbicara dengan Orang Lain : Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang profesional bisa sangat membantu. Mengungkapkan perasaan cemas yang terpendam bisa meringankan beban dan memberikan perspektif yang lebih sehat.
  4. Belajar Menetapkan Batasan : Sering kali high-functioning anxiety muncul karena perasaan harus selalu memberikan lebih. Menetapkan batasan yang sehat, seperti mengatakan "tidak" pada pekerjaan tambahan atau memberi waktu untuk diri sendiri, bisa membantu mengurangi kecemasan.

High-functioning anxiety mungkin tampak seperti sesuatu yang positif pada awalnya—sebuah cara untuk tetap produktif dan mencapai tujuan. Tapi semakin memahami dan mengenali tanda-tandanya semakin bisa mengelola kecemasan ini dengan cara yang lebih sehat.

Dengan belajar untuk memberi ruang bagi diri sendiri, mengelola ekspektasi, dan menerima ketidaksempurnaan, bisa menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam hidup.

 

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101