BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

False Productivity, Serasa Kerja tapi Tak Kerja

Kembang Wae
Image

 

Banyak orang tidak sadar sudah terjebak dalam false productivity atau sebuah kondisi di mana mereka tampak sibuk namun tidak benar-benar menghasilkan hal yang signifikan.

Ketika seseorang merasa terjebak dalam rutinitas yang menghabiskan waktu tetapi tidak memberikan hasil yang nyata, itu adalah contoh klasik dari false productivity.

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memahami dan menerapkan teknik productive workflows yang memungkinkan seseorang untuk bekerja secara cerdas dan terstruktur, bukan hanya bekerja tanpa tujuan yang jelas.  

Productive workflows atau alur kerja yang produktif adalah serangkaian proses atau cara-cara untuk bekerja yang lebih efisien dan efektif, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam waktu yang terbatas.

Di dunia kerja yang semakin bergantung pada teknologi sangat mudah untuk merasa sibuk namun tidak produktif. Alur kerja yang produktif membantu seseorang untuk memprioritaskan tugas-tugas yang memiliki dampak terbesar dan menghindari pemborosan waktu pada aktivitas yang hanya memberikan kepuasan sementara, seperti mengecek email berulang kali atau terjebak dalam pertemuan yang tidak diperlukan.

Penerapan productive workflows berarti bukan hanya sekadar menyelesaikan banyak tugas, tetapi lebih kepada menyelesaikan tugas yang tepat, dengan cara yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

 

Time Blocking

Salah satu teknik paling populer untuk meningkatkan produktivitas adalah time blocking, sebuah metode yang membantu mengatur waktu mereka dengan cara yang lebih terstruktur dan terfokus. Time blocking melibatkan pembagian waktu dalam blok-blok tertentu, di mana setiap blok hanya dikhususkan untuk satu aktivitas atau jenis pekerjaan tertentu.

Pada dasarnya time blocking membantu untuk meminimalisir gangguan dan multitasking yang sering kali menyebabkan pemborosan waktu. Dengan membagi waktu dalam periode-periode tertentu untuk tugas tertentu dapat membuat lebih fokus dan efisien, serta menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih tinggi.

Misal, waktu antara jam 9 hingga 12 dapat dikhususkan untuk menyelesaikan pekerjaan berat seperti menulis laporan atau merencanakan proyek besar, sementara waktu setelah makan siang bisa digunakan untuk kegiatan administratif yang lebih ringan.

Metode ini juga memberikan ruang untuk menyeimbangkan waktu kerja dan waktu istirahat. Membagi waktu dengan cara ini dapat membantu meminimalisir rasa lelah akibat pekerjaan yang terlalu berat, serta menjaga tingkat energi tetap tinggi sepanjang hari.

 

Fokus Tanpa Gangguan

Sebagai salah satu teknik paling efektif untuk menciptakan productive workflows, konsep deep work yang diperkenalkan oleh Cal Newport dalam bukunya yang berjudul Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World mengajarkan pentingnya bekerja dengan konsentrasi tinggi dan tanpa gangguan.

Deep work merujuk pada periode kerja yang sangat fokus di mana seseorang sepenuhnya terlibat dalam tugas yang membutuhkan pemikiran mendalam, kreativitas, dan penyelesaian masalah yang kompleks.

Selama periode deep work, gangguan seperti ponsel, email, atau media sosial harus dihindari. Tujuan dari deep work adalah untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas tinggi dalam waktu yang lebih singkat karena individu dapat bekerja dengan penuh perhatian dan intensitas yang tinggi.

Melakukan deep work sangatlah sulit. Namun, dengan menetapkan waktu khusus dan menciptakan lingkungan yang bebas gangguan, hasil yang dapat dicapai akan jauh lebih memuaskan. Deep work bukan hanya tentang bekerja keras tetapi bekerja dengan kualitas yang lebih baik, yang pada gilirannya akan mempercepat pencapaian tujuan jangka panjang.

 

Eisenhower Matrix

Dalam alur kerja yang produktif, prioritas adalah kunci utama. Salah satu teknik yang sangat berguna untuk memprioritaskan tugas adalah Eisenhower Matrix, yaitu membagi tugas-tugas menjadi empat kategori berdasarkan dua faktor utama: urgensi dan kepentingan.

Matrix ini membantu seseorang untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang perlu dikerjakan segera, serta yang bisa ditunda atau didelegasikan. Empat kategori dalam Eisenhower Matrix adalah :

  • Urgent & Important: Tugas yang harus dilakukan segera dan memiliki dampak besar.
  • Not Urgent but Important: Tugas yang penting namun tidak mendesak, yang perlu dijadwalkan untuk diselesaikan pada waktu tertentu.
  • Urgent but Not Important: Tugas yang mendesak tetapi tidak memiliki dampak besar, yang sebaiknya didelegasikan.
  • Not Urgent & Not Important: Tugas yang tidak mendesak dan tidak penting, yang sebaiknya dihindari untuk menghindari pemborosan waktu.

Dengan menggunakan matrix ini, seseorang dapat lebih mudah mengidentifikasi aktivitas yang benar-benar mendekatkan pada tujuan besar dan menghindari pekerjaan yang hanya menghabiskan waktu tanpa memberikan nilai tambah.

 

Menyusun Langkah yang Terukur

Salah satu kunci untuk menghindari false productivity adalah dengan memiliki tujuan yang jelas dan terukur. Tanpa tujuan yang jelas, sangat mudah untuk terjebak dalam pekerjaan yang hanya menciptakan kesibukan, tanpa menghasilkan hasil yang berarti.

Tujuan jangka panjang memberikan arah yang jelas namun untuk mencapainya tujuan jangka pendek perlu disusun dengan hati-hati. Tujuan jangka pendek ini berfungsi sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Penting untuk memastikan bahwa setiap langkah kecil yang diambil memiliki kontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan jangka panjang. Ini bisa berupa proyek yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, atau pencapaian yang lebih kecil yang mendekatkan pada target yang lebih besar.

Selain itu, untuk memastikan bahwa tujuan tetap realistis dan dapat dicapai, metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dapat digunakan untuk merinci tujuan dengan lebih jelas.

 

Evaluasi dan Penyesuaian Berkala

Alur kerja yang produktif tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dievaluasi secara berkala. Evaluasi memungkinkan seseorang untuk mengidentifikasi apa yang sudah bekerja dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Untuk menghindari terjebak dalam false productivity, karena sering kali seseorang akan terus menjalani rutinitas yang tidak efektif jika tidak ada upaya untuk mengevaluasi hasil kerja mereka.

Penyesuaian juga penting untuk menyesuaikan alur kerja dengan perubahan kondisi. Jika seseorang merasa bahwa waktu yang diblokir untuk tugas tertentu terlalu panjang atau terlalu pendek, waktu tersebut bisa disesuaikan. Evaluasi yang dilakukan secara jujur dan terbuka terhadap alur kerja akan membantu memperbaiki proses dan mencapai hasil yang lebih efektif.

 

Menjaga Keseimbangan antara Kerja dan Istirahat

Salah satu aspek yang sering kali terabaikan dalam produktivitas adalah keseimbangan antara kerja dan istirahat. Dalam upaya untuk menghindari false productivity, sangat penting untuk memberi tubuh dan pikiran waktu untuk pulih.

Waktu istirahat yang cukup tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental dan kreativitas. Tanpa istirahat yang cukup, tubuh dan pikiran akan kehilangan fokus dan energi, yang akhirnya mengarah pada penurunan produktivitas.

Metode seperti Pomodoro Technique, di mana seseorang bekerja dalam periode waktu tertentu diikuti dengan waktu istirahat singkat, dapat membantu menjaga keseimbangan ini. Mengatur waktu untuk beristirahat setelah bekerja keras tidak hanya membantu memulihkan energi, tetapi juga mempercepat pemulihan kognitif yang diperlukan untuk sesi kerja berikutnya.

 

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101