BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

Dunning-Kruger Effect, Si Paling Tahu

Kembang Wae
Image

Pernahkah merasa sangat yakin tentang sesuatu yang baru kamu pelajari seolah-olah sudah menguasainya sepenuhnya? Atau mungkin pernah terlibat dalam diskusi dengan teman-teman dan entah kenapa kamu merasa lebih pintar, lebih tahu, bahkan lebih kompeten daripada yang sebenarnya?

Ini adalah salah satu contoh dari Dunning-Kruger Effect—sebuah fenomena psikologis yang bisa dibilang cukup sering terjadi terutama di kalangan Gen Z yang tumbuh besar di era informasi instan.

Dunning-Kruger Effect adalah fenomena di mana seseorang yang memiliki sedikit pengetahuan atau keterampilan dalam suatu hal justru merasa lebih ahli daripada yang sebenarnya.

Ini adalah salah satu paradoks paling menarik dalam psikologi. Semakin sedikit yang kita ketahui semakin besar kemungkinan kita untuk merasa tahu segalanya, sementara semakin banyak kita belajar, semakin sadar kita akan keterbatasan kita. Ironis, bukan?

 

Gen Z dan Dunia yang Serba Cepat

Bagi Gen Z, dunia ini adalah tempat yang penuh dengan informasi. Mulai dari video tutorial singkat di YouTube, podcast yang membahas segalanya, hingga artikel-artikel viral di media sosial—semua hal ini membuat kita merasa lebih dekat dengan pengetahuan. Kita hidup di dunia yang serba cepat di mana informasi bisa didapatkan hanya dalam hitungan detik.

Tapi, apakah kamu pernah merasa seolah-olah sudah tahu semua hal hanya karena membaca satu artikel atau menonton satu video? Itu merupakan contoh klasik dari Dunning-Kruger Effect.

Tanpa disadari kita bisa menjadi sangat percaya diri tentang topik tertentu meskipun sebenarnya pengetahuan kita masih sangat terbatas. Mungkin setelah menonton video tentang cryptocurrency atau membaca artikel tentang ekonomi, kita merasa siap memberi saran kepada teman-teman tentang investasi atau mengomentari berita besar tanpa benar-benar memahami seluk-beluknya.

 

Kenapa Ini Bisa Terjadi?

Di zaman sekarang kita lebih sering mengandalkan informasi yang instan. Gen Z tumbuh dengan media sosial yang mempermudah kita untuk berbagi opini, tanpa banyak ruang untuk refleksi lebih dalam.

Sering kali, kita merasa harus tahu segalanya agar bisa ikut dalam percakapan. Inilah yang membuat Dunning-Kruger Effect sangat relevan di era digital ini.

Kamu pasti pernah merasakan bahwa hanya dengan melihat headline berita atau membaca beberapa paragraf dari sebuah artikel, kita sudah merasa cukup tahu untuk berkomentar atau bahkan mengambil kesimpulan.

Padahal, banyak dari topik-topik tersebut jauh lebih kompleks dari yang terlihat di permukaan. Informasi yang kita terima sering kali hanya potongan-potongan kecil yang mudah saja membuat kita merasa yakin meskipun pemahaman kita sebenarnya sangat terbatas.

 

Rasa Percaya Diri yang Salah Tempat

Kunci dari Dunning-Kruger Effect adalah rasa percaya diri yang berlebihan. Kita merasa tahu lebih banyak dari yang sebenarnya, dan kadang-kadang, itu datang dari rasa ingin terlihat pintar atau kompeten di hadapan orang lain.

Di media sosial misalnya, sering kali kita merasa perlu menunjukkan bahwa kita punya pendapat bahwa kita tahu lebih banyak dari orang lain. Sering kali, kita tidak sadar bahwa dengan hanya berbicara tentang suatu topik tanpa benar-benar memahami dasarnya, kita malah menutup diri dari pembelajaran yang lebih mendalam.

Namun, jika kita berani jujur dengan diri sendiri kita akan menyadari bahwa tidak ada yang tahu segalanya. Ketika kita memulai perjalanan untuk memahami sesuatu yang lebih dalam, kita mulai menyadari betapa sedikitnya yang kita ketahui.

Dan itu bukan hal yang buruk. Itu adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak, untuk meruntuhkan dinding rasa percaya diri yang palsu dan untuk membuka pikiran kita terhadap pengetahuan yang lebih luas.

 

Menerima Ketidakpastian dan Terus Belajar

Menjadi generasi yang tumbuh dengan segala informasi di ujung jari memang memberikan banyak keuntungan. Kita bisa belajar apa saja kapan saja. Tapi di sisi lain, itulah yang sering kali membuat kita terjebak dalam Dunning-Kruger Effect.

Kita merasa lebih tahu dari yang sebenarnya hanya karena kita bisa mengakses informasi dengan mudah. Padahal, pemahaman sejati hanya datang ketika kita menginvestasikan waktu untuk menggali lebih dalam, bertanya, dan belajar dari orang yang lebih berpengalaman.

Satu hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari Dunning-Kruger Effect adalah dengan terus bertanya dan mencari tahu lebih banyak. Jangan biarkan rasa percaya diri yang berlebihan menghalangi kita untuk belajar dan berkembang.

Ingat, tidak ada yang salah dengan mengakui bahwa kita tidak tahu semuanya. Justru itu adalah tanda bahwa kita sudah siap untuk mempelajari hal-hal baru dan menjadi lebih bijaksana.

Mungkin saat ini kamu merasa sudah tahu banyak hal. Mungkin kamu merasa sudah cukup berkompeten dalam topik tertentu.

Tapi cobalah untuk berhenti sejenak dan pikirkan—apa yang sebenarnya belum kamu pahami tentang topik itu? Apakah ada perspektif lain yang belum kamu pertimbangkan? Dengan berpikir lebih terbuka dan tidak terjebak dalam rasa percaya diri yang palsu kita bisa menjadi generasi yang benar-benar tahu apa yang kita bicarakan, bukan hanya merasa tahu.

 

Jangan Takut Untuk Tidak Tahu

Salah satu cara terbaik untuk menghindari Dunning-Kruger Effect adalah dengan berani mengakui ketidaktahuan kita. Kita semua pasti pernah merasa cemas atau takut terlihat bodoh ketika mengungkapkan bahwa kita tidak tahu banyak tentang sesuatu. Namun hal ini sebenarnya membuka peluang besar untuk tumbuh dan belajar.

Dengan mengakui bahwa kita belum tahu, kita memberi diri kita ruang untuk bertanya, mendalami, dan belajar. Sebuah perjalanan panjang yang dimulai dengan satu langkah sederhana, berani mengakui ketidaktahuan kita.

Dalam proses ini kita bisa memperkaya pemahaman kita tentang dunia dan menjadi pribadi yang lebih bijak. Itu adalah cara untuk benar-benar tahu—bukan hanya merasa tahu.

Jadi, daripada merasa terjebak dalam siklus kepercayaan diri yang berlebihan, cobalah untuk berhenti sejenak dan tanyakan pada diri sendiri  Apa yang sebenarnya saya tahu? Apa yang belum saya pahami?

Karena hanya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kita bisa melangkah lebih jauh menuju pemahaman yang lebih dalam dan lebih bijaksana. Dan siapa tahu perjalanan itu justru membuka jalan untuk melihat dunia dengan cara yang lebih luas dan lebih jernih.

  

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101