BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

JOMO Seni Menikmati Hidup Tanpa Takut Tertinggal

Kembang Wae
Image

Bayangkan kamu sedang rebahan, menonton ulang serial favorit sambil menikmati camilan. Di saat bersamaan, notifikasi grup chat ramai membicarakan pesta yang "tidak boleh dilewatkan." Tapi alih-alih merasa cemas atau takut ketinggalan seperti dulu, kamu merasa... santai. Tidak ada dorongan untuk ikut-ikutan atau membandingkan diri. Kamu tahu persis apa yang kamu butuhkan, waktu untuk diri sendiri. Selamat datang di era JOMO (Joy of Missing Out), tren yang kini menjadi penyelamat di tengah kesibukan Gen Z.

Sebagai generasi yang tumbuh dengan media sosial, Gen Z sudah kenyang dengan tekanan untuk selalu "terhubung." FOMO (Fear of Missing Out) pernah menjadi bagian besar dari kehidupan—scrolling feed Instagram untuk memastikan kita tidak ketinggalan acara, tren, atau momen yang sedang viral. Tapi semakin banyak dari kita yang merasa jenuh. Untuk apa selalu mengejar validasi, kalau yang kita butuhkan justru istirahat dari dunia online?

Di sinilah JOMO hadir sebagai pelarian. JOMO bukan sekadar menolak FOMO; ini adalah perayaan atas kebebasan untuk memilih. Gen Z mulai merangkul gagasan bahwa tidak ikut pesta, melewatkan tren TikTok terbaru, atau bahkan mematikan notifikasi seharian adalah bentuk perawatan diri. Kita tidak lagi merasa bersalah ketika memilih ketenangan, karena kebahagiaan sejati tidak diukur dari jumlah like atau jumlah acara yang dihadiri.

JOMO bukan cuma tren—ini adalah gaya hidup baru yang sedang booming di kalangan Gen Z. Dan siapa sangka? Kadang, ketinggalan itu justru menyelamatkan kita.

 

Apa Itu JOMO dan Mengapa Ini Relevan Sekarang?

JOMO adalah lawan dari FOMO. Jika FOMO memicu kecemasan karena takut tertinggal, JOMO menawarkan kedamaian dengan memberikan kebebasan untuk tidak peduli pada hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan pribadi. Kita diberi izin untuk tidak mengikuti tren, tidak menghadiri acara, atau bahkan tidak memeriksa media sosial, tanpa rasa bersalah.

Tren ini lahir dari kebutuhan mendalam manusia untuk melepaskan diri dari kelelahan digital dan tekanan sosial. Di era media sosial, banyak orang merasa terperangkap dalam siklus membandingkan hidup mereka dengan kehidupan yang tampak sempurna di layar ponsel. Banyak yang mulai menyadari bahwa mengejar validasi online sering kali mengorbankan kebahagiaan nyata. Dari sini, muncul kesadaran baru: bahagia bukan tentang mengikuti apa yang dilakukan orang lain, melainkan menemukan kepuasan dalam pilihan pribadi, bahkan jika itu berarti “melewatkan” sesuatu.

 

Mengapa Orang Beralih ke JOMO?

Ada beberapa alasan yang mendorong tren ini:

1. Kelelahan Digital

Kita hidup dalam dunia yang tidak pernah berhenti. Media sosial dan notifikasi smartphone membuat kita selalu "terhubung". Ini bisa membuat otak terus-menerus bekerja tanpa istirahat, menciptakan kelelahan mental. Banyak orang mulai merasa bahwa mereka membutuhkan jeda dari tekanan digital yang terus-menerus.

2. Perubahan Perspektif tentang Kebahagiaan

Semakin banyak orang yang menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang dari sekadar “terlihat” sukses atau bahagia di media sosial. Mereka menemukan bahwa kebahagiaan lebih sering hadir dalam momen-momen kecil yang sederhana: membaca buku favorit, menghabiskan waktu bersama keluarga, atau sekadar menikmati secangkir kopi di pagi hari tanpa gangguan.

3. Peningkatan Kesadaran Diri

Kehidupan modern sering kali memaksa kita untuk selalu sibuk dan produktif. Namun, JOMO mengajarkan kita untuk memprioritaskan kebutuhan pribadi di atas ekspektasi orang lain. Ini bukan tentang egoisme, melainkan tentang merawat diri sendiri.

4. Keseimbangan antara Dunia Online dan Offline

JOMO adalah panggilan untuk kembali ke hal-hal dasar: berbicara langsung dengan orang yang kita cintai, berjalan-jalan tanpa memikirkan notifikasi, dan menikmati waktu untuk diri sendiri tanpa merasa tertekan.

 

Manfaat Menerapkan JOMO

Memilih untuk mengadopsi JOMO dapat memberikan perubahan positif, terutama dalam hal kesejahteraan mental. Berikut adalah beberapa manfaat nyata dari JOMO:

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Tekanan untuk selalu mengikuti berita, tren, atau kehidupan orang lain di media sosial dapat menyebabkan stres yang tidak perlu. Dengan mengadopsi JOMO, kita belajar untuk melepaskan tekanan ini dan menerima bahwa kita tidak perlu menjadi bagian dari segalanya.

2. Meningkatkan Fokus dan Produktivitas

Tanpa gangguan dari media sosial atau kewajiban sosial yang tidak perlu, kita dapat lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti. Produktivitas meningkat karena kita memiliki lebih banyak energi untuk hal-hal yang penting.

3. Membantu Tidur Lebih Baik

Banyak penelitian menunjukkan bahwa paparan layar gadget sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur. Dengan membatasi penggunaan media sosial dan mengurangi aktivitas yang memicu FOMO, kita bisa tidur lebih nyenyak.

4. Memperbaiki Hubungan Pribadi

Ketika kita tidak lagi sibuk membandingkan hidup kita dengan orang lain, kita memiliki lebih banyak waktu dan perhatian untuk orang-orang terdekat. Ini membantu memperkuat hubungan di dunia nyata.

5. Menemukan Kedamaian dalam Kesederhanaan

JOMO mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu tentang hal besar. Menikmati hujan dari balik jendela, bermain dengan hewan peliharaan, atau bahkan sekadar duduk diam bisa menjadi momen yang membahagiakan.

 

Cara Menerapkan JOMO dalam Kehidupan Sehari-Hari

Mengadopsi JOMO tidak berarti kita harus sepenuhnya meninggalkan media sosial atau kehidupan sosial. Ini tentang menemukan keseimbangan. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk memulai:

1. Tentukan Batasan Digital

Matikan notifikasi yang tidak perlu. Tentukan waktu khusus untuk memeriksa media sosial, misalnya hanya satu atau dua kali sehari. Hindari membuka ponsel selama waktu makan atau sebelum tidur.

2. Fokus pada Aktivitas Bermakna

Alihkan perhatian dari layar ke aktivitas yang memberikan kepuasan, seperti memasak, menggambar, atau berolahraga. Pilih aktivitas yang benar-benar membawa kebahagiaan.

3. Jangan Takut Melewatkan Undangan

Tidak semua acara harus dihadiri. Jika merasa lelah atau ingin waktu untuk diri sendiri, jangan ragu untuk berkata "tidak". Orang yang menghargai kita akan mengerti.

4. Temukan Momen Tenang

Latih diri untuk menikmati momen tenang tanpa distraksi. Cobalah meditasi atau sekadar duduk menikmati alam sekitar.

5. Hargai Kehadiran Orang Tersayang

Kurangi waktu bermain ponsel saat bersama keluarga atau teman. Perhatikan percakapan dan nikmati kebersamaan tanpa terganggu dunia digital.

 

JOMO adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari mengejar atau mengikuti semua hal yang terjadi di luar sana. Kebahagiaan adalah tentang menemukan kedamaian dalam pilihan kita sendiri. Dengan JOMO, kita belajar untuk hidup lebih lambat, lebih sederhana, dan lebih bermakna.

Ketika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada apa yang benar-benar kita inginkan, kita membuka pintu untuk menjalani kehidupan yang lebih autentik. JOMO bukan hanya tren, melainkan gaya hidup yang bisa membawa kebahagiaan sejati bagi siapa pun yang berani mencobanya.

 

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101