Cinta memang sering
kali kompleks, penuh kejutan, dan terkadang tidak adil. Di antara banyak
dinamika dalam hubungan romantis, muncul istilah backburner relationship,
menggambarkan seseorang yang tetap menjaga hubungan komunikasi dengan individu
lain sebagai "Cadangan."
Orang ini tidak
menjadi prioritas utama, tetapi tetap berada dalam orbit perhatian, siap
didekati saat hubungan utama tidak berjalan sesuai rencana. Dalam istilah
sederhana, ini adalah kondisi di mana cinta hanya menjadi pilihan kedua.
Namun, cerita di balik
backburner relationship tidak sesederhana itu. Hubungan semacam ini membawa
banyak lapisan emosional yang sering kali tidak disadari oleh kedua belah
pihak. Apa yang membuat seseorang terjebak dalam peran sebagai backburner? Dan
mengapa seseorang merasa perlu mempertahankan hubungan semacam ini? Mari kita
kupas lebih dalam.
Apa Itu Backburner
Relationship?
Backburner
relationship adalah hubungan
yang dikelola di "latar belakang." Dalam istilah memasak, backburner
adalah kompor bagian belakang, yang sering digunakan untuk memasak sesuatu
dengan api kecil sambil memprioritaskan panci di depan. Dalam konteks hubungan,
istilah ini menggambarkan seseorang yang tidak mendapatkan perhatian utama,
tetapi tetap "dipanaskan" sebagai opsi.
Contohnya, seseorang
yang menjalin hubungan romantis utama, tetapi tetap menjalin komunikasi intens
dengan mantan, teman lama, atau kenalan baru, tanpa niat untuk melibatkan
mereka secara penuh—setidaknya untuk saat ini. Backburner relationship bisa
berlangsung secara eksplisit (kedua pihak menyadarinya) atau terselubung (hanya
salah satu pihak yang menyadarinya).
Mengapa Backburner
Relationship Bisa Terjadi?
Backburner
relationship sering kali lahir dari emosi dan kebutuhan yang kompleks. Berikut
adalah beberapa alasan yang umum ditemukan:
1. Ketidakpastian
dalam Hubungan Utama
Seseorang yang merasa
ragu atau tidak yakin dengan kelangsungan hubungan utamanya mungkin tergoda
untuk memiliki cadangan. Ini seperti memasang "jaring pengaman" jika
hubungan utamanya tidak berhasil.
2. Kebutuhan akan
Validasi
Banyak orang menjaga
hubungan backburner karena kebutuhan akan validasi. Mengetahui bahwa ada orang
lain yang masih tertarik atau memedulikan mereka dapat meningkatkan rasa
percaya diri.
3. Pengaruh Media
Sosial
Di era media sosial,
mudah sekali untuk tetap terhubung dengan siapa saja, termasuk mantan pacar
atau kenalan lama. Satu pesan sederhana seperti "hei, apa kabar?"
dapat membuka pintu untuk hubungan backburner.
4. Takut Kesepian
Ketakutan akan
kesepian sering kali menjadi pendorong utama. Seseorang mungkin merasa lebih
nyaman memiliki opsi hubungan tambahan, sehingga mereka tidak merasa sendirian
jika hubungan utama berakhir.
5. Ketidakdewasaan
Emosional
Beberapa orang
menggunakan backburner relationship sebagai cara untuk menghindari konflik atau
tanggung jawab emosional dalam hubungan utama mereka. Alih-alih menghadapi
masalah, mereka mencari pelarian emosional dengan orang lain.
Dampak Negatif
Backburner Relationship
Hubungan seperti ini
jarang memberikan kebahagiaan sejati bagi salah satu pihak. Dampaknya bisa
sangat merugikan, baik bagi individu yang mempertahankan backburner maupun bagi
pihak yang berada di posisi backburner itu sendiri.
1. Merusak
Kepercayaan dalam Hubungan
Keberadaan backburner
dapat menyebabkan konflik besar jika pasangan utama mengetahui hal ini.
Hubungan utama bisa menjadi rapuh karena kepercayaan yang rusak sulit
dipulihkan.
2. Luka Emosional
bagi Backburner
Individu yang berada
di posisi backburner sering kali merasa tidak dihargai atau dipermainkan.
Perasaan ini dapat berdampak buruk pada harga diri dan kesehatan emosional.
3. Menghalangi
Hubungan yang Sehat
Backburner
relationship membuat seseorang sulit untuk menjalin hubungan yang sehat dan
penuh komitmen. Fokus pada hubungan yang ambigu menghambat pertumbuhan
emosional dan kesempatan untuk menemukan kebahagiaan sejati.
4. Konflik dan
Drama yang Tidak Perlu
Hubungan seperti ini
sering kali memicu drama, baik dengan pasangan utama maupun dengan backburner
itu sendiri. Ketika hubungan ini terungkap, situasi menjadi lebih rumit dan
sering kali berakhir dengan luka di kedua belah pihak.
Tanda-Tanda
Terjebak dalam Backburner Relationship
Beberapa tanda umum
yang menunjukkan adanya backburner relationship:
- Komunikasi intens terjadi hanya di waktu
tertentu, misalnya ketika sedang butuh perhatian.
- Hubungan tidak pernah berkembang ke arah
yang lebih serius, meski ada koneksi yang kuat.
- Perasaan bahwa keberadaan seseorang hanya
dihargai sebagai pelengkap, bukan prioritas utama.
- Sering merasa diabaikan tetapi tetap
diberi harapan agar tidak benar-benar menjauh.
Langkah untuk
Mengatasi Backburner Relationship
Backburner
relationship sering kali berakar pada kurangnya kejujuran, baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain. Berikut beberapa cara untuk keluar dari situasi ini:
1. Refleksi Diri
Mengidentifikasi
alasan di balik keterlibatan dalam hubungan seperti ini adalah langkah awal.
Apakah hubungan ini memberikan kebahagiaan atau justru menjadi sumber stres?
Memahami emosi sendiri dapat membantu membuat keputusan yang lebih baik.
2. Jujur tentang
Perasaan
Jika merasa berada di
posisi backburner, penting untuk berbicara secara terbuka. Kejujuran adalah
kunci untuk memahami di mana posisi dalam hidup orang lain.
3. Fokus pada
Hubungan yang Memberi Makna
Daripada terjebak
dalam hubungan ambigu, lebih baik memprioritaskan hubungan yang penuh komitmen
dan penghargaan. Menjaga hubungan yang sehat membutuhkan keberanian untuk
meninggalkan yang tidak sehat.
4. Hindari Konflik
Tidak Perlu
Jika berada di posisi
yang mempertahankan backburner, hentikan komunikasi yang tidak memberikan
manfaat bagi hubungan utama. Fokus pada pasangan utama adalah bentuk komitmen
yang lebih sehat.
5. Cari Dukungan
Teman atau konselor
dapat memberikan perspektif baru untuk memahami dan mengatasi situasi ini.
Mendapatkan dukungan sering kali membantu seseorang melihat masalah dengan
lebih jelas.
Menciptakan
Hubungan yang Sehat dan Jujur
Backburner
relationship adalah contoh bagaimana hubungan bisa menjadi rumit jika tidak
didasari dengan kejujuran dan komitmen penuh. Hubungan yang sehat tidak
membutuhkan "cadangan" atau opsi lain; hubungan seperti ini dibangun
atas dasar saling percaya dan saling menghargai.
Memilih untuk keluar
dari hubungan yang tidak sehat adalah langkah penting untuk menemukan
kebahagiaan. Tidak ada seorang pun yang pantas menjadi opsi kedua. Cinta yang
sejati adalah cinta yang memberikan perhatian penuh, tanpa ada yang
disembunyikan.
Hubungan yang sehat adalah hubungan yang
berdasarkan kepercayaan, komunikasi, dan komitmen penuh. Jika Anda merasa
terjebak dalam backburner relationship, jangan takut untuk melangkah keluar dan
mencari hubungan yang lebih baik. Anda pantas mendapatkan cinta yang penuh
perhatian, bukan hanya cinta yang "dipanaskan di belakang."