“Ah, aku gk bisa mikir ini. Pasti Writer’s
Block nihh.”
Pasti pernah dari kalian berpikir seperti ini.
Apakah benar-benar mengalami writer’s block atau hanya malam berpikir saja ?
Writer’s block adalah kondisi dimana kesulitan
untuk melanjutkan tulisannya. Berbeda tipis dengan mengalami kesulitan karna
malas berpikir. Meski sama-sama membuat tidak produktif dalam kegiatan menulis.
Namun, keduanya memiliki akar penyebab dan karakteristik yang berbeda.
Baik writer's block maupun malas berpikir
menyebabkan stagnasi dalam proses menulis. Keduanya membuat seorang penulis
tidak menghasilkan tulisan yang diinginkan atau dibutuhkan.
Selain itu kedua juga memiliki persamaan menyebabkan
perasaan frustrasi dan kebingungan. Penulis merasa terjebak dan tidak tahu
bagaimana melanjutkan atau memulai tulisan.
Walaupun terlihat hampir sama, writer’s block
dan malas berpikir memiliki kondisi berbeda yang dapat menjadi tolak ukur.
1.
Sifat dan Penyebab:
Writer's Block bersifat psikologis dan
emosional. Penyebabnya bisa berupa tekanan, kecemasan, perfeksionisme, atau
kelelahan mental. Penulis sebenarnya ingin menulis, tetapi merasa terhalang
oleh hambatan mental atau emosional.
Sedangkan malas berpikir memiliki sifat
motivasional dan disiplin. Penyebabnya lebih karena kurangnya dorongan,
motivasi, atau minat. Penulis mungkin tidak merasa ada tekanan atau kecemasan,
tetapi memilih untuk tidak menulis karena merasa malas atau tidak tertarik.
2.
Gejala:
Writer's Block memiliki gejala seperti kesulitan
menemukan ide, merasa terjebak, cemas, dan perfeksionis. Penulis mungkin
menghabiskan banyak waktu merenung atau mengedit berulang-ulang tanpa kemajuan
yang berarti.
Dan untuk gejala malas berpikir adalah penundaan,
mencari alasan untuk tidak menulis, dan lebih memilih melakukan kegiatan lain
yang lebih mudah atau menyenangkan. Penulis mungkin menghindari menulis dan
justru terlibat dalam aktivitas yang tidak produktif.
3.
Solusi:
Solusi dari writer's block dapat diatasi
dengan teknik relaksasi, istirahat, mencari inspirasi baru, menetapkan tujuan
kecil yang dapat dicapai, atau berbicara dengan sesama penulis untuk
mendapatkan perspektif baru.
Sedangkan malas berpikir dapat ditangani
dengan meningkatkan disiplin diri, menetapkan jadwal menulis yang konsisten,
menciptakan lingkungan menulis yang menyenangkan, dan mencari aspek menarik
dari topik yang sedang ditulis untuk meningkatkan minat.
Dari perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa
writer's block lebih terkait dengan hambatan psikologis dan emosional,
sementara malas berpikir lebih berkaitan dengan kurangnya motivasi dan
disiplin. Memahami perbedaan ini sangat penting agar penulis bisa
mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi dan mencari solusi yang tepat untuk
mengatasinya.
Jadi tidak hanya terjebak dalam kalimat “aku
stuck karena writer’s block.” Padahal aslinya hanya malas berpikir saja. Lebih
jeli dan lebih semangat lagi ya dalam menulisnyaaaa...