BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

Pria, Cinta, Seks dan Kestabilan

Kembang Wae
Image

Pria lebih sering digambarkan sebagai makhluk yang selalu tertarik akan seks dan kebebasan tanpa memperhatikan cinta. Namun ketika berhubungan dengan sebuah pernikahan, sering kali lebih mengutamakan kestabilan dari pada cinta ataupun seks.

Pandangan ini menjadi lebih menarik lantaran  lebih memprioritaskan kestabilan dari pada faktor-faktor yang lain.

Pada dasarnya, pria dapat melayani wanita karena dua alasan yaitu cinta dan seks. Namun kebanyakan mereka tidak menikah untuk seks ataupun cinta melainkan mereka menikah hanya untuk mengejar kenyamanan fisik dan pikiran.  

Bagi pria, memainkan peran yang berbeda saat berhadapan dengan pernikahan adalah hal penting yang menjadi sebuah tolak ukur dari keputusan yang mereka ambil.

Pernikahan adalah akhir dari kebebasan dimana tanggung jawab besar harus dipikul erat. Dan memutuskan siapa yang akan menjadi partner hidup, pria harus menemukan kestabilan di dalamnya.

Mengesampingkan cinta dan seks, pria akan cenderung lebih mengedepankan logika. Kestabilan berupa kenyamanan dan ketenangan menjadi poin penting yang wajib ada dalam pertimbangan.

1.      Cinta

Kalimat yang mengatakan bahwa “Pria tidak akan menikahi wanita yang dia cintai, tetapi dia akan menikahi wanita yang dia temui saat sudah siap.” Akan lebih terdengar masuk akal jika mempertimbangkan sebuah kestabilan yang dikejar.

Menurut sebagian pria, cinta adalah bonus yang didapatkan dari pernikahan. Mereka bisa mencintai dan menikahi wanita namun jika tidak ditemukan kenyamanan baik fisik, pikiran atau jiwa mereka lebih memilih pergi dan mencari yang lain.

Pria dapat tinggal selama bertahun-tahun dengan wanita lalu bertemu dengan wanita lain selama satu bulan dan langsung menikahinya. Dari hal itu membuktikan bahwa kata cinta memiliki definisi yang berbeda untuk pria.

2.      Seks

Salah satu hal paling kontroversial adalah pandangan bahwa pria dapat bercinta tanpa adanya cinta, atau bahkan tanpa adanya hubungan yang stabil.

Banyak yang menganggap seks sebagai kebutuhan fisik semata. Oleh karena itu, pria lebih mungkin untuk melakukan kesenangan seks tanpa adanya cinta asalkan situasi tersebut memenuhi kebutuhan mereka secara fisik.

Meskipun cinta dan seks sering kali dianggap sebagai elemen utama dalam hubungan, mereka dapat memisahkan seks dari semua aspek tersebut.  

Seorang pria bisa melakukan hubungan seks dengan banyak wanita tanpa menikah. Namun ketika ia menemukan sebuah kestabilan dari wanita maka ia akan menikahinya. 

Pria mungkin dapat melakukan hubungan seks tanpa adanya cinta, hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak menghargai keintiman emosional dalam hubungan.

Kestabilan memberikan dasar untuk menciptakan ikatan yang lebih dalam antara pasangan, yang kemudian meningkatkan kepuasan fisik dan emosional dalam hubungan seksual.

3.      Kestabilan

Pria melayani wanita karena cinta atau seks. Tetapi kebanyakan tidak menikah untuk cinta atau seks. Melainkan sebuah kestabilan.

Definisi kestabilan adalah ketenangan. Ketenangan pikiran, ketenangan jiwa maupun ketenangan fisik. Pria adalah makhluk visioner ketika berhadapan dengan pernikahan.

Mereka akan berpikir “Apakah wanita ini bisa memberikanku ketenangan pikiran ?”, “Apa dia bisa menghormatiku ?”, “Apakah dia bisa membangun rumah untukku ?”. Pria memiliki pertimbangan yang banyak untuk sebuah hubungan pernikahan.

 Pria jug tidak menyukai wanita yang tidak menghormati serta membuatnya nyaman. Seks adalah kesenangan, cinta adalah kasih sayang dan hormat adalah stabilitas.

Dengan kestabilan mereka dapat menghindari stres dan ketidakpastian yang dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan. Kestabilan dalam pernikahan memberikan rasa aman dan kepastian, sehingga dapat fokus pada mencapai tujuan dan meraih kebahagiaan dalam kehidupan mereka.

Mereka menganggap pernikahan sebagai komitmen serius yang melibatkan pembagian tugas, dukungan satu sama lain, dan membangun masa depan bersama. Kestabilan dalam pernikahan menjadi landasan yang kuat untuk menjalani tanggung jawab ini dengan baik.

Kestabilan ini juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi dan perkembangan hubungan yang lebih dalam dengan pasangan. 

4.      Kesimpulan

Meskipun pandangan ini mungkin terdengar stereotipikal, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi dan nilai-nilai yang berbeda dalam hubungan.

Tidak semua pria mengutamakan kestabilan di atas cinta dan seks, dan tidak semua hubungan yang stabil akan menghasilkan kebahagiaan dan kepuasan. Namun bagi sebagian besar pria, kestabilan tetap menjadi faktor yang sangat penting dalam menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hubungan pernikahan.

Kestabilan dalam pernikahan menjadi prioritas bagi banyak pria karena menawarkan rasa pasti, kenyamanan fisik dan mental, serta memberikan pemisahan antara seks dan emosi.

Selain itu cinta dan seks tetap menjadi faktor penting dalam hubungan, kestabilan dapat dianggap sebagai fondasi yang mendukung untuk membangun hubungan yang langgeng dan bermakna dalam jangka panjang.

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101