Pria lebih
sering digambarkan sebagai makhluk yang selalu tertarik akan seks dan kebebasan
tanpa memperhatikan cinta. Namun ketika berhubungan dengan sebuah pernikahan, sering kali lebih mengutamakan kestabilan dari pada cinta ataupun seks.
Pandangan ini
menjadi lebih menarik lantaran lebih memprioritaskan kestabilan dari pada
faktor-faktor yang lain.
Pada
dasarnya, pria dapat melayani wanita karena dua alasan yaitu cinta dan seks.
Namun kebanyakan mereka tidak menikah untuk seks ataupun cinta melainkan mereka
menikah hanya untuk mengejar kenyamanan fisik dan pikiran.
Bagi pria,
memainkan peran yang berbeda saat berhadapan dengan pernikahan adalah hal
penting yang menjadi sebuah tolak ukur dari keputusan yang mereka ambil.
Pernikahan
adalah akhir dari kebebasan dimana tanggung jawab besar harus dipikul erat. Dan memutuskan siapa yang akan menjadi partner hidup, pria
harus menemukan kestabilan di dalamnya.
Mengesampingkan cinta dan seks, pria akan cenderung lebih mengedepankan logika. Kestabilan berupa kenyamanan dan ketenangan menjadi poin penting yang wajib ada dalam pertimbangan.
1.
Cinta
Kalimat
yang mengatakan bahwa “Pria tidak akan menikahi wanita yang dia cintai, tetapi
dia akan menikahi wanita yang dia temui saat sudah siap.” Akan lebih terdengar
masuk akal jika mempertimbangkan sebuah kestabilan yang dikejar.
Menurut
sebagian pria, cinta adalah bonus yang didapatkan dari pernikahan. Mereka bisa mencintai dan menikahi wanita namun jika tidak ditemukan kenyamanan baik
fisik, pikiran atau jiwa mereka lebih memilih pergi dan mencari yang
lain.
Pria dapat tinggal selama bertahun-tahun dengan wanita lalu bertemu dengan wanita lain selama satu bulan dan langsung menikahinya. Dari hal itu membuktikan bahwa kata cinta memiliki definisi yang berbeda untuk pria.
2.
Seks
Salah
satu hal paling kontroversial adalah pandangan bahwa pria dapat bercinta tanpa
adanya cinta, atau bahkan tanpa adanya hubungan yang stabil.
Banyak yang menganggap seks sebagai kebutuhan fisik semata. Oleh karena itu, pria
lebih mungkin untuk melakukan kesenangan seks tanpa adanya cinta asalkan
situasi tersebut memenuhi kebutuhan mereka secara fisik.
Meskipun
cinta dan seks sering kali dianggap sebagai elemen utama dalam hubungan, mereka dapat memisahkan seks dari semua aspek tersebut.
Seorang
pria bisa melakukan hubungan seks dengan banyak wanita tanpa menikah. Namun
ketika ia menemukan sebuah kestabilan dari wanita maka ia akan
menikahinya.
Pria
mungkin dapat melakukan hubungan seks tanpa adanya cinta, hal ini tidak berarti
bahwa mereka tidak menghargai keintiman emosional dalam hubungan.
Kestabilan memberikan dasar untuk menciptakan ikatan yang lebih dalam antara pasangan, yang kemudian meningkatkan kepuasan fisik dan emosional dalam hubungan seksual.
3.
Kestabilan
Pria
melayani wanita karena cinta atau seks. Tetapi kebanyakan tidak menikah untuk
cinta atau seks. Melainkan sebuah kestabilan.
Definisi
kestabilan adalah ketenangan. Ketenangan pikiran, ketenangan jiwa
maupun ketenangan fisik. Pria adalah makhluk visioner ketika berhadapan dengan
pernikahan.
Mereka akan berpikir “Apakah wanita ini bisa memberikanku ketenangan pikiran ?”, “Apa
dia bisa menghormatiku ?”, “Apakah dia bisa membangun rumah untukku ?”. Pria
memiliki pertimbangan yang banyak untuk sebuah hubungan pernikahan.
Pria jug tidak menyukai wanita yang tidak
menghormati serta membuatnya nyaman. Seks adalah kesenangan, cinta
adalah kasih sayang dan hormat adalah stabilitas.
Dengan
kestabilan mereka dapat menghindari stres dan ketidakpastian yang dapat
mengganggu produktivitas dan kesejahteraan. Kestabilan dalam pernikahan
memberikan rasa aman dan kepastian, sehingga dapat fokus pada mencapai
tujuan dan meraih kebahagiaan dalam kehidupan mereka.
Mereka
menganggap pernikahan sebagai komitmen serius yang melibatkan pembagian tugas,
dukungan satu sama lain, dan membangun masa depan bersama. Kestabilan dalam
pernikahan menjadi landasan yang kuat untuk menjalani tanggung jawab ini dengan
baik.
Kestabilan ini juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi dan perkembangan hubungan yang lebih dalam dengan pasangan.
4.
Kesimpulan
Meskipun
pandangan ini mungkin terdengar stereotipikal, penting untuk diingat bahwa
setiap individu memiliki preferensi dan nilai-nilai yang berbeda dalam
hubungan.
Tidak
semua pria mengutamakan kestabilan di atas cinta dan seks, dan tidak semua
hubungan yang stabil akan menghasilkan kebahagiaan dan kepuasan. Namun bagi
sebagian besar pria, kestabilan tetap menjadi faktor yang sangat penting dalam
menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hubungan pernikahan.
Kestabilan
dalam pernikahan menjadi prioritas bagi banyak pria karena menawarkan rasa
pasti, kenyamanan fisik dan mental, serta memberikan pemisahan antara seks dan
emosi.
Selain
itu cinta dan seks tetap menjadi faktor penting dalam hubungan, kestabilan
dapat dianggap sebagai fondasi yang mendukung untuk membangun hubungan yang
langgeng dan bermakna dalam jangka panjang.