"Hei kau.. "
"Sssstttt.. Pelankan suaramu.. "
"Apa ? "
"Lari !!!"
"Kenapa ? Apa lari ?! "
Dua orang itupun mengambil langkah
seribu. Berusaha lari dari entah apa
yang mengerjar nya.
"Kemana ? Kemana ? "
"Sini. Ikuti aku. "
Salah satu dari mereka menunjuk jalan. Sebuah tempat yang penuh dengan bunga bunga
bermekaran. Mungkin ini bisa mengalihkan
mereka. Pikir nya. Namun salah. Mereka justru tak mempedulikan nya. Dan semakin mengejar dua orang itu.
"Shit. Gagal. Lompat. Lompat ke jurang!
"
"Apa ?!
Kau gila !"
"Sekarang ! "
Dua orang itupun melompat ke jurang yang
begitu dalam. Untung saja mereka dapat
menyeimbangkan diri ketika terjatuh di dasar.
Tubuh mereka hanya terpelanting tanpa terluka. Nafas mereka tak
beraturan susul menyusul.
"Syukurlah. Mereka tak kan sampai
sini. "
"Atur nafas mu. Depan kita jurang. Kita harus melompat lagi. Hanya itu jalan
nya. "
"Kau gila. Mau membunuh ku? Lihatlah!
Jurang nya lebih dalam. Kau mau
mati? "
"Kau pilih mana? Tertangkap mereka atau terjun ke jurang?
"
"Hah..
Baiklah. " Hembusan nafas
berat keluar dari mulut nya.
"Sekarang!! "
"Kenapa harus sekarang? "
"Bodoh! Lihatlah mereka menyusul! "
"Sialan. Sebenarnya makhluk apa an mereka "
Dua orang itupun kembali melompat. Jurang
tanpa dasar itupun terasa begitu gelap.
Entah apakah mereka akan hidup atau mati di dasar jurang tersebut. Pikiran mereka hanya lari lari dan lari. Bagaimana mungkin mereka tak memikirkan
resiko nya dengan segala tindakan yang mereka ambil. Apakah mereka memiliki
seribu nyawa untuk semua itu? Lalu
kenapa mereka lari?
Bugh.. Duagh. Ah.. Pekik mereka bersamaan saat tubuh mereka
terpelanting. Tergulung. Dan menabrak dinding dasar jurang tersebut.
"Lari.! Langsung lari! Tak ada waktu! "
Tanpa mempedulikan luka di tubuh
mereka. Dua orang itupun kembali
berlari. Sekuat tenaga mereka berusaha
menjauh. Lari lari dan lari. Ada apa sebenarnya dengan semua ini? Kenapa dua orang itu terus berlari? Apa yang mengejar mereka?
"Dimana? Alat itu? "
"Bawah jurang ini. "
"Gila.
Kita harus melompat ke jurang lagi? Punya berapa banyak nyawa k-"
"Diam!
Lebih baik kau tambah kecepatan mu berlari! Mereka menyusul kita. "
Astaga. Apa yang sebenar nya mereka
lakukan? Kenapa mereka berlari terus
seperti ini? dan sekarang mereka ingin melompat lagi di jurang depan mereka?
"Sekarang! "
Tubuh dua orang itupun kembali terjun ke
bawah.
Bugh..
"Ah tepat. Cepat nyalakan tombol itu! Aku atur yang ini. "
"Pelindungnya tak mau tertutup. "
"Tendang saja dengan kakimu. Nyalakan dan berangkat! "
"Atur kemudinya kearah jembatan
itu. Kita lewat sungai di bawah nya
saja. "
"Sudah ku pikirkan bodoh. Lakukan saja tugasmu"
"Dasar kau "
Alat berbentuk lempengan dengan peralatan
canggih itupun melesat. Cepat. Dan sangat cepat. Namun sesuatu yang di
belakang mereka pun tak kalah cepat mengejar.
Menembakan peluru peluru laser berwarna merah. Merusak segala sesuatu yang mengenainya.
"Mereka gila. Asal menembak begitu cuma demi menangkap
kita. Makhluk apa mereka sebenar nya.?
"
"Sudah jangan pedulikan mereka. Fokus saja pada layar di depan mu! "
"Jalur A032 kosong. Namun terlalu
sempit untuk kita. "
"Baiklah. Pegangan yang kuat. "
"Kau gila. "
Lempengan itupun melesat masuk kedalam
terowong. Jalur A032. Entah apa yang
mereka pikirkan untuk melewati nya. Itu
jalur satu arah dan mereka melawan arus nya.
Bagaimana jika mereka berpapasan dengan yang lain.
Suara gemuruh sayup sayup terdengar. Pantulan sinar di dinding terowong itu
semakin menyala.
"Obyek di depan. 3836m.
Waktu kurang dari setengah jam.
"
"Sial.
Laporkan kecepatan obyek yang mengejar kita. Berapa lama dia akan
menyusul? "
"Untuk kecepatan tak menentu. Kemungkinan 28 menit dia menyusul kita.
"
Hening.
Hanya lampu lampu bahaya me nyala bersama suara sirine dalam lempenga
tersebut. Bagaimana ini? Apa yang akan mereka lakukan? Tertabrak atau tertangkap?
"Lapor. 20 m ke depan Ada lubang menuju sungai. "
"Kau Gila? "
"Lakukan saja. Atau mau kukemudian kan? "
"Jangan. Baiklah? "
Duagh.. Bugh.. Cessss.
Bryuuuur.. Lempengan itupun
mengapung diatas air sungai tersebut.
Terdiam mengikuti alirannya.
"Syukurlah. Selamat kita. " ucapnya dengan menghela
napas. satu nya hanya terengah-engah
duduk dalam kemudinya. Sebenar nya apa
yag terjadi? Kenapa mereka di kejar
makhluk itu?
Belum genap mereka bernafas, makhluk itupun kembali mengejar mereka. Suara gaduh kembali terdengar saat lempengan
mereka mencoba menghindari darinya.
Makhluk apa sebener nya mereka.
Kenapa mereka terus mengejar dua orang itu?
"Kaca.
Kaca. Tenggelamkan! "
"Tidak bisa. Kau bagaimana? "
"Tenggelamkan! Ku bilang tenggelamkan! Pecahkan Sekarang! "
Keadaan menjadi sangat genting saat
lempengan itu berhenti kehabisan tenaga.
Namun makhluk yang mengejar mereka terus mendekap. Panik.
Dua orang itu bingung di dalam nya.
Bagaimana ini? Salah satu harus
di korbankan. tapi Teman tetap harus teman. Selalu bersama dan selamanya. Jangan kau biarkan kita menjadi egois karna
hidup dan mati.
"Pecahkan kaca itu Sekarang dan pergi
lah. ! "
"Tidak. Kau,
aku tidak ingin meninggalkan mu. "
"Jangan egois. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Biarkan aku disini yang Mengukir sejarah
dalam hidup mu. Kau pergi dan tujukan
pada dunia yang Sebenar nya. "
"Hah..
Kau mencoba menjadi pahlawan y.? "
Pyarr...
Kaca itupun pecah. Membuat air
masuk tanpa kendali. Menenggelamkan
lempengan itu. Salah satu dari nya masih
terduduk dalam kemudi. Mencoba menghilang makhluk itu sampai titik darah
penghabisan. Saat sebelum sinar merah
itu mengenainya. Ia tersenyum bangga. "Lanjutkan perjuangan kita tenan. Ku percayakan nya padamu"
Hanya itu yang teriang dalam pikiran nya.
Ketika kaca kaca itu pecah mengenai diri nya. Membuat nya tenggelam dalam semakin dalam.
Menyisakan kenangan yang terbesit cepat
Sebelum air menelannya. Menyisakan dirinya yang tertidur di dasar sungai
tanpa rasa. Hanya gelap dan sunyi. Diantara puing puing bangkai kapal
mereka. Pertarungan selesai. Namun jarum
itu masih berputar. Realita masih berjalan.
Dan kenyataan masih mengejar.
Jangan lari. Jangan. Tapi terimalah itu semua dan kau akan tenang di dalam sama.