Masih kucoba
perhatikan
Kerut melintang
diwajahmu
Wajah hangat
yang terbalutkan sikap dingin kaku
Masih terus coba
kuperhatikan
Sikap diam
membisu tanpa teralihkan
Namun diam-diam
mencuri pandang
Bukan sesosok
lelaki yang mencuri hati
Bukan juga
dengan kata-kata manis penuh basa-basi
Bahkan diapun
rela jika suatu saat nanti aku dibawa pergi
Kejam !
Begitukah ?
Seonggok daging
bernyawa yang selalu siap siaga
Ketika ada
atupun tiada dirinya
Saat diperlukan
ataupun tanpa kepentingan
Dia,
Bukan
terhadiahkan surga dibawah telapak kakinya
Tidak juga dibuatkan
perayaan hari spesial untuknya
Lalu ?
Untuk apakah dia
bejuang
Dalam
sajak-sajak tersembunyi
Menuntunku
pergi, melihat isi bumi
Dan
Ketika aku
menemui sang pujaan hati
Dialah
Pertama yang
mematahkan hatinya sendiri
Namun, senyum
teruntai kembali
Lantas
Sesuatu apakah
yang pantas aku sematkan ?
Atas jasa yang
tak ternilai
Dari sosok
tersebutkan
Bapak
Yogyakarta, 21 Agustus 2019