Mantan.
Kata yang tak pernah terbesit di kepala ku. Aku tak pernah menyukai kata itu.
Seperti kata sampah untuk di buang jauh jauh. Mungkin bagi kalian kata mantan
hanya terbesit kalimat kekasih masa lalumu yang sudah tak berguna lagi.
Mungkin.
Menjadi
mantan ataupun memiliki mantan itu sangat tidak mengenakkan. Seperti saat kau
memiliki sampah yang ingin kau buang tapi kau tak dapat melakukannya. Atau saat
kau menjadi sampah sudah tak berguna ingin di buang tapi kau masih berharap
untuk jangan melakukannya. Mengenaskan.
Jujur,
aku tak begitu mengerti tentang mantan. Yang ku tahu hanya sebatas itu. Cukup
satu kata. SAMPAH. Dan aku tak memiliki sampah itu dalam hidupku. Selamanya
takkan ku miliki. Cukup sudahlah sampah sampah itu memenuhi bumi.
Mantan.
Seperti seorang yang berharga bagimu.benar benar berharga. Namun takdir tak
menyatukannya. Seperti sebuah kebahagiaan namun menoreh luka. Menyayatnya
begitu dalam. Seperti seseorang dengan janji manis namun semua nya hanya dusta
belaka. Seperti harapan saat kau lelah tanpa arah namun segala nya itu hanya
fatamorgana semata.
Mantan.
Sebenarnya perlu tidak kah kita kenang. Seperti seorang pahlawan yang datang
menyelamatkan kita. Tapi dalam sekejap berubah menjadi monster mengerikan. Lalu
menyerang kita menghancurkan segalanya. Perlukah kita kenang ? akankah kau
mengenang sebuah sampah ? lupakan lah. Namanya sampah harus di buang. Tak usah
kau kenang hingga beribu ribu air mata mu kau buang.
Dia
hanya seperti iklan yang numpang lewat dalam cerita hidup kita. Mungkin
meninggalkan kesan yang begitu mendalam ataukah hanya angin berlalu tanpa ada
rasa yang tertinggal didalamnya. Tergantung dirimu untuk merelakan saja
dirinya. Jangan kau paksa cukup terima saja. terima jika memang dia bukanlah
takdir kita. Terima jika dia bukanlah milik kita. Terima jika dia hanya
seonggok daging yang mampir sebentar dalam kehidupan kita tanpa bisa menetap.
Mungkin
menyakitkan tapi seperti itulah. Mau kau berusaha untuk mengindari nya. Kau
takkan pernah bisa. Dia. Mantan. Pasti akan ada dalam kamus hidup mu. Seperti
diriku. Yang berusaha untuk tak mimilki nya. Namun apa. Semakin aku berusaha untuk
kabur menjauh dari nya. Maka dia semakin banyak menorehkan cerita di dalamnya.
Lelah memang. Tapi apa yang bisa kulakukan ketika dia sendiri yang
memaksaku untuk menjadikan nya memiliki
predikat itu. Predikat sebagai mantan dalam hidupku.
Aku benar benar tak ingin memilikinya.
Sungguh.Tapi apa dayaku. Dia benar benar melakukannya. Tak pernah kubayang kan
aku memiliki kata itu. MANTAN.
Hey, coba saja kau bayangkan. Saat kau
berjalan jalan lalu kau bertemu dengan dirinya. Dirinya sang mantan. Kemudian
dirimu berkata “Dia itu mantan ku. Sampah. Aku benci dirinya. “ . Astaga,
Sadarlah. Sadar. Dia memang mantan bagimu. Sampah bagimu. Tapi tahukan dirimu ?
Kau juga mantan baginya. Sampah dalam hidup nya.So, it’s all the same.
Hahaha. Lucu.
Ternyata kau sampah juga. Sesama sampah itu jangan saling mengejek, merendahkan
apalagi sampai memaki satu sama lain. Kalian itu sama sama buruk. Sama sama tak
berguna. Sama sama hina. Astaga, dunia macam apakah ini ? Dan sekarang aku
terjebak di dalamnya ? Ya tuhan tolong aku. Aku benar benar tak ingin
memilikinya.
Mantan. Sebagian
orang sangat membencinya. Sama seperti diriku yang membenci dirinya. Sebenarnya
bukan benci. Hanya sebuah rasa kecewa dimana tak dapat di jelaskan dengan kata
kata. Bukan membenci orang nya hanya membenci kata nya. Kata yang mengapa harus
terdaftar dalam kamus dunia. Sebagai kata yang menyesakkan. Menyakitkan.
Sungguh. Aku membencinya.
Mantan. Pasti
terkait dengan kata cinta. Cinta pasti sayang. Dan sekali sayang rasa itu
terbuang.