Kau.
Si manis yang begitu menggoda. Menawan hatiku begitu lama. Aku bingung dengan segala hal tentangmu. Tentang
rasa yang kau berikan padaku. Itu nyata atau hanya ilusi semata. Ilusi yang kau
timbulkan dari sikap tutur katamu padaku. Atau aku yang hanya berhalusinasi
dalam sepi.
Pukul 22.30. aku masih menantinya. Menanti
membalas chatku. Menunggu begitu lama untuk sebuah pesan singkat yang mungkin
tak berguna. Apa salahnya jika aku begitu yakin pada kebohongan semua itu ? bohongkah
? mungkin iya mungkin tidak. Terserah. Aku hanya mengikuti apa yang diingikan
oleh tubuh kecilku.
Pukul 23.30. aku lelah menantinya.
Online saja tidak. Apakah dia sibuk ? terlalu sibuk hingga untuk membaca sebuah
pesan saja tak sempat. Lampu kamar mulai perlahan terlihat redup bagiku. Remang
remang menghitam lalu hilang. Sepertinya aku tertidur dan “Ting” . bunyi menggema
membangunkanku dari lelap. Pesan darinya. Cukup melegakan walau hanya sepatah
kata yang tertulis dari ocehanku di atasnya.
Balas. Tidak. Balas. Tidak. Rasanya
bimbang untuk menanggapinya. Jika ku balas nanti terkesan aku terlalu
mengharapkannya. Agresif .ah, gengsiku terlalu tinggi. Tapi kalau tidak. Ini
waktunya dia senggang. Ingin kau sia-siakan begitu saja. Astaga, hanya untuk
membalas pesannya saja aku bimbang. Memalukan.
Kau selalu bisa menarikku saat ingin
ku lepas ikatan itu. Kau bisa membujukku tuk mengambil kembali puing puing rasa
yang telah ku hancurkan. Malu. Setiap ku ucap janji pada diriku untuk
mengacuhkanmu. Untuk tak peduli. Untuk memalingkan pergi. Entah apa yang telah
kau perbuat padaku. Atau entah kesalahan apa yang kulakukan hingga seperti ini.
Aku membencimu ? tidak bisa. Kau
seperti malaikat putih bijaksana penolongku tapi kau malah memasukanku dalam
kubangan siksa. Bodohnya lagi aku menuruti apa perintahmu. Masuk dalam siksa
yang begitu menyakitkan tanpa bisa lari menghindar ataupun memohon tuk dihilangkan.
Ya, siksa menahannya. Menahan rasa yang tak bisa di jelaskan dengan beribu
kata. Berjuta miliyaran tak hingga cukup kata tuk mengungkapnya. Aku
menyalahkanmu ? mungkin bisa. Tapi apa hak ku untuk melawan kuasamu dalam
menawan hatiku.
Pukul 00.34 aku tertidur dengan
handphone masih menyala. Masih berchating ria dengannya. Mungkin. Walaupun pada
nyatanya tak seindah yang terbayangkan. Cukuplah untuk sebuah rindu yang
tertahan. Miris. Untuk seorang wanita dalam kisah cinta. Menggebu tapi
tertahan. Menggelora namun tak terbakar.
Pagi. Saat dering handphoneku
bergetar menandakan alarm berbunyi. Ah, apa yang ku mimpikan semalam ? melihat
senyumnya yang menawan ? Atau menatap matanya indah penuh makna ? apa maksud
dengan semua itu ? penuh teka teki yang tak pasti. Terserahlah. Memikirkan hal
itu hanya akan membuang waktu saja.
Tertunduk. Diam . Saat duduk. Makan.
Aku teringat dia. Teringat mimpiku semalam. Terbayang senyum manis menawan. Apa
yang terjadi ? sebegitukah aku terbuai olehnya. Apa yang dia lakukan terhadapku
? hancur segala aktivitasku karnanya. Ingin sekali aku bertemu dengannya. Lalu
kumaki dia. Kusalahkan. Ku tuntut atas dasar mengganggu kenyamanan hidup
seseorang. Dan di penjara minimal seumur hidup. Terlalu lebay untuk hal itu ?
Tidak. Biarlah suka-sukaku menututnya. Karna dia juga sesukanya meracuni
pikiran dalam otakku. Kapan aku akan bertemu dengannya ? nanti malam. Saat
jadwalku tabrakan dengan miliknya. Lihat saja ! siapa yang akan menang dari
kelu dan terdiam.
Malam itu, saat bulan setengah
menggantung diatas bersama bintang. Aku bertemu dengannya. Tersenyum manis
memasang kuda-kuda untuk siap dengan segala serangan darinya. Jika saja ada serangan
dadakan yang langsung menusuk hati terdalam. Sangat bahaya. Benar-benar bahaya.
Langkah kaki itu terlalu percaya
diri. Lihatlah ! Dia sama sekali tak memandangku. Melewatiku begitu saja tanpa
melirikku ? Hey ! Kurang ajar kau. Kenapa kau diam dan hanya menundukkan kepala
? Mana sikap songongmu yang biasa kau tunjukan dalam chatting denganku ?
Ah, Bodohnya aku. Setelahku pasang
kuda-kuda sikap perang. Ternyata kau mengacuhkanku. Bahkan serangan-serangan
kecil darimu tak muncul sama sekali. Ada apa denganmu ? ingin mempermainkanku
kah ? Lupakan. Sungguh memalukan.
Oh, dia mengirim pesan padaku.Aneh.
Tidak biasannya dia seperti ini. Ada apakah gerangan ?
Diamkan. Buka. Diamkan. Buka.
Astaga, Notifikasi darinya hanya membuatkku bimbang saja. Lalu bagaimana ini ?
Mau ku apakan pesan darinya ?
“Ting” handphoneku berbunyi lagi.
Dan notif darinya LAGI ?? astaga. Tahan tahan. Jangan terlalu percaya diri
dulu.