BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

K A U

Kembang Wae
Image

 



                Kau. Si manis yang begitu menggoda. Menawan hatiku begitu lama. Aku  bingung dengan segala hal tentangmu. Tentang rasa yang kau berikan padaku. Itu nyata atau hanya ilusi semata. Ilusi yang kau timbulkan dari sikap tutur katamu padaku. Atau aku yang hanya berhalusinasi dalam sepi.

            Pukul 22.30. aku masih menantinya. Menanti membalas chatku. Menunggu begitu lama untuk sebuah pesan singkat yang mungkin tak berguna. Apa salahnya jika aku begitu yakin pada kebohongan semua itu ? bohongkah ? mungkin iya mungkin tidak. Terserah. Aku hanya mengikuti apa yang diingikan oleh tubuh kecilku.

            Pukul 23.30. aku lelah menantinya. Online saja tidak. Apakah dia sibuk ? terlalu sibuk hingga untuk membaca sebuah pesan saja tak sempat. Lampu kamar mulai perlahan terlihat redup bagiku. Remang remang menghitam lalu hilang. Sepertinya aku tertidur dan “Ting” . bunyi menggema membangunkanku dari lelap. Pesan darinya. Cukup melegakan walau hanya sepatah kata yang tertulis dari ocehanku di atasnya.

            Balas. Tidak. Balas. Tidak. Rasanya bimbang untuk menanggapinya. Jika ku balas nanti terkesan aku terlalu mengharapkannya. Agresif .ah, gengsiku terlalu tinggi. Tapi kalau tidak. Ini waktunya dia senggang. Ingin kau sia-siakan begitu saja. Astaga, hanya untuk membalas pesannya saja aku bimbang. Memalukan.

            Kau selalu bisa menarikku saat ingin ku lepas ikatan itu. Kau bisa membujukku tuk mengambil kembali puing puing rasa yang telah ku hancurkan. Malu. Setiap ku ucap janji pada diriku untuk mengacuhkanmu. Untuk tak peduli. Untuk memalingkan pergi. Entah apa yang telah kau perbuat padaku. Atau entah kesalahan apa yang kulakukan hingga seperti ini.

            Aku membencimu ? tidak bisa. Kau seperti malaikat putih bijaksana penolongku tapi kau malah memasukanku dalam kubangan siksa. Bodohnya lagi aku menuruti apa perintahmu. Masuk dalam siksa yang begitu menyakitkan tanpa bisa lari menghindar ataupun memohon tuk dihilangkan. Ya, siksa menahannya. Menahan rasa yang tak bisa di jelaskan dengan beribu kata. Berjuta miliyaran tak hingga cukup kata tuk mengungkapnya. Aku menyalahkanmu ? mungkin bisa. Tapi apa hak ku untuk melawan kuasamu dalam menawan hatiku.

            Pukul 00.34 aku tertidur dengan handphone masih menyala. Masih berchating ria dengannya. Mungkin. Walaupun pada nyatanya tak seindah yang terbayangkan. Cukuplah untuk sebuah rindu yang tertahan. Miris. Untuk seorang wanita dalam kisah cinta. Menggebu tapi tertahan. Menggelora namun tak terbakar.

            Pagi. Saat dering handphoneku bergetar menandakan alarm berbunyi. Ah, apa yang ku mimpikan semalam ? melihat senyumnya yang menawan ? Atau menatap matanya indah penuh makna ? apa maksud dengan semua itu ? penuh teka teki yang tak pasti. Terserahlah. Memikirkan hal itu hanya akan membuang waktu saja.

            Tertunduk. Diam . Saat duduk. Makan. Aku teringat dia. Teringat mimpiku semalam. Terbayang senyum manis menawan. Apa yang terjadi ? sebegitukah aku terbuai olehnya. Apa yang dia lakukan terhadapku ? hancur segala aktivitasku karnanya. Ingin sekali aku bertemu dengannya. Lalu kumaki dia. Kusalahkan. Ku tuntut atas dasar mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Dan di penjara minimal seumur hidup. Terlalu lebay untuk hal itu ? Tidak. Biarlah suka-sukaku menututnya. Karna dia juga sesukanya meracuni pikiran dalam otakku. Kapan aku akan bertemu dengannya ? nanti malam. Saat jadwalku tabrakan dengan miliknya. Lihat saja ! siapa yang akan menang dari kelu dan terdiam.

            Malam itu, saat bulan setengah menggantung diatas bersama bintang. Aku bertemu dengannya. Tersenyum manis memasang kuda-kuda untuk siap dengan segala serangan darinya. Jika saja ada serangan dadakan yang langsung menusuk hati terdalam. Sangat bahaya. Benar-benar bahaya.

            Langkah kaki itu terlalu percaya diri. Lihatlah ! Dia sama sekali tak memandangku. Melewatiku begitu saja tanpa melirikku ? Hey ! Kurang ajar kau. Kenapa kau diam dan hanya menundukkan kepala ? Mana sikap songongmu yang biasa kau tunjukan dalam chatting denganku ?

            Ah, Bodohnya aku. Setelahku pasang kuda-kuda sikap perang. Ternyata kau mengacuhkanku. Bahkan serangan-serangan kecil darimu tak muncul sama sekali. Ada apa denganmu ? ingin mempermainkanku kah ? Lupakan. Sungguh memalukan.

            Oh, dia mengirim pesan padaku.Aneh. Tidak biasannya dia seperti ini. Ada apakah gerangan ?

            Diamkan. Buka. Diamkan. Buka. Astaga, Notifikasi darinya hanya membuatkku bimbang saja. Lalu bagaimana ini ? Mau ku apakan pesan darinya ?

            “Ting” handphoneku berbunyi lagi. Dan notif darinya LAGI ?? astaga. Tahan tahan. Jangan terlalu percaya diri dulu.   

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101