BLANTERVERIONv101
TEMPLATEVERIONv101

Belajar dari Tragedi Blitar, Kenali Bahaya Petasan untuk Ramadhan Mendatang

Kembang Wae
Image

 


 

1.       Awal mula tradisi petasan

Petasan pertama kali ada di Negeri Tirai Bambu yaitu China. Mereka mengenal petasan dengan sebutan bazhou. Bahzaou sendiri terbuat dari batu bara, sulfur dan potasium nitrat.

Singkat cerita, petasan diperkenalkan pertama kali ke Indonesia oleh saudagar China. Saat itu petasan digunakan oleh masyarakat Tiohhoa untuk menyambut Hari Raya Imlek. Mereka mempercayai jika suara keras ledakan dari petasan dapat mengusir roh jahat dan membawa mereka pada kebahagiaan.

Dari situlah awal mula petasan menyebar diseluruh Indonesia. Berbagai tradisi mulai mengadopsi petasan atau kembang api sebagai alat untuk memeriahkan berbagai acara besar, seperti ramadhan, hari raya, natal, tahun baru hingga acara-acara adat seperti pernikahan dalam adat Betawi.


2.       Bahan utama petasan

Banyak yang belum tahu tentang bahan utama dalam membuat petasan. Petasan terdiri dari bubuk mesiu yang mengandung belerang, arang dan kalium nitrat. Kemudian bubuk mesiu (black powder atau gun powder) dibungkus berlapis-lapir kertas dan diberi sumbu. Bahan tersebutlah yang menimbulkan ledakan keras saat petasan dibakar.

Tak hanya digunakan dalam petasan. Bubuk mesiu juga dipakai untuk senjata api atau senjata peledak seperti granat dan bom. Jadi tak heran jika petasan dapat meledak dengan keras dan begitu cepat.


3.       Bahaya bermain petasan

Walaupun menyenangkan saat memainkan petasan. Ada sebuah bahaya besar yang mengintai. Saat bermain petasan, suara keras ketika petasan meledak dapat menimbulkan trauma. Terutama untuk orang yang belum atau tidak terbiasa mendengar suara keras.

Selain itu, bermain petasan juga dapat menimbulkan korban jiwa. Seperti kematian, luka bakar, amputasi, keracunan bahan peledak, kebutaan, kerusakan pendengaran dan bahaya lainnya.


4.       Dampak dari ledakan petasan

Ketika petasan meledak selain menimbulkan suara ledakan yang keras juga membuat polutan udara seperti sulfur dioksida, karbon dioksida, karbon monoksida dan partikel tersuspensi lainnya. Udara jadi tercemar dengan asap yang keluar dari petasan setelah meledak.

Bahkan dampak dari ledakan petasan bisa menimbulkan kerusakan besar seperti yang terjadi di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar dan menewaskan 4 orang serta 22 orang lainnya luka-luka.

Lain dari pada itu, ledakan petasan juga memiliki potensi untuk membuat kebakaran jika terkena bahan-bahan yang mudah terbakar.


5.       Larangan bermain petasan

Beberapa kali pemerintah sudah melarang masyarakat untuk bermain petasan. Undang-undang yang mengatur larang bermain petasan dalam Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 pasal 1 ayat 1 dan Pasal 187 KUHP.

Jika dengan sengaja menimbulkan kebakaran dan ledakan akan terkena pidana penjara paling lama dua belas tahun. Dan jika perbuatan tersebut mengancam nyawa orang lain makan dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun serta jika sampai menimbulkan korban jiwa mendapatkan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua
puluh tahun. 

Image
Image

Comments

BLANTERVERIONv101